tirto.id - Sekalipun kedua calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan sama-sama memiliki program kartu untuk pendidikan, yaitu Kartu Jakarta Pintar (KJP). Namun, keduanya mengklaim bahwa program yang ditawarkan berbeda satu sama lainnya.
Hal tersebut tercermin dalam acara debat Pilgub DKI Jakarta 2017 yang diselenggarakan Mata Najwa, di MetroTV, Senin (27/3/2017).
Dalam debat yang dipandu Najwa Shihab tersebut, Ahok bersikukuh bahwa program KJP hanya untuk mereka yang mengenyam pendidikan di sekolah. Sedangkan program KJP+ yang dicanangkan Anies Baswedan justru mencakup anak yang juga di luar sekolah formal.
Keduanya sama-sama memiliki pertimbangan dalam program yang dicanangkan tersebut. Misalnya, menurut Anies anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah pun akan mendapat KJP+. "Karena tanggung jawab pemerintah adalah mendidik," ujar Anies, saat menjawab pertanyaan apa yang dimaksud tanda "+" (baca: plus).
"Kita juga akan mengintegrasikan dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Bahkan dalam jangka panjang, kita ingin KJP ini bisa diterima semua anak di Jakarta," tambah Anies.
Artinya, menurut Anies, pihaknya tidak hanya memberikan KJP+ ke masyarakat prasejahtera, namun bisa juga untuk semua warga Jakarta. Penggolongan ini pun punya perbedaan, "Jika yang prasejahtera mereka menerima cash transfer, kalau yang sudah sejahtera dipakai untuk berbagai fasilitas diskon."
Berbeda dengan Ahok. Calon gubernur petahana ini tetap tidak akan mengubah ketentuan KJP. Menurut Ahok, anak-anak yang mendapat KJP tetap mereka yang mengenyam pendidikan formal, sementara bagi anak-anak yang putus sekolah nantinya akan ada paket sendiri.
"Kalau anak mau sekolah, kita kasih. Ini mendorong anak-anak untuk mau sekolah," jelas Ahok.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz