Menuju konten utama

Agus-Sylviana Disebut Sebagai Antitesis Ahok-Djarot

Menurut Ichsanuddin Noorsy, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni (Agus-Sylviana) mempunyai cukup banyak hal yang tidak dimiliki atau menjadi kekurangan dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).

Agus-Sylviana Disebut Sebagai Antitesis Ahok-Djarot
Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni (Agus-Sylvi) diklaim oleh pengamat politik Ichsanuddin Noorsy sebagai antitesis dari pasangan petahana, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni (Agus-Sylviana) disebut sebagai antitesis dari para pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot). Penilaian tersebut dikatakan oleh pengamat politik, Ichsanuddin Noorsy.

Menurut lulusan Universitas Indonesia ini, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni mempunyai cukup banyak hal yang tidak dimiliki atau menjadi kekurangan dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

"Agus-Sylvi adalah gambaran masyarakat yang tidak fanatik agama, tetapi juga beragama. Ahok (dan Djarot) tidak mampu membangun sinergi muslim dan non-muslim, sementara kekuatan Agus-Sylvi bisa mensinergikan keduanya,” papar Ichsanuddin Noorsy seperti dilaporkan Antara, Rabu (28/9/2016).

"Posisi Sylvi merepresentasikan Islam, perempuan dan birokrat DKI Jakarta yang gelisah dengan perilaku Ahok. Itu modal besar dan penyumbang terbesar bagi Agus,” imbuh pria yang memang sering mengkritisi kebijakan Ahok selaku Gubernur DKI Jakarta ini.

Menurut Ichsanuddin Noorsy, Ahok sedang mengakumulasi kebencian masyarakat secara struktural terhadap dirinya dengan melakukan berbagai kebijakan yang cenderung tidak berpihak kepada masyarakat kecil, misalnya penggusuran.

Apa yang dilakukan Ahok, lanjut Ichsanuddin Noorsy, justru bisa membahayakan 4 partai politik yang mendukungnya di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai Nasional-Demokrat (NasDem), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

“Dalam bahasa sederhana, empat partai itu sedang membenarkan divided society, mereka bukan lagi penghimpun aspirasi, tetapi pemecah belah aspirasi,” tukas pengamat politik yang namanya sempat tersangkut kasus Panama Papers ini.

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI JAKARTA 2017

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya