tirto.id - Pasangan calon gubernur (cagub) DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang sebelumnya menghadiri aksi 11 Februari atau aksi 112, telah meninggalkan massa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (11/2/2017).
"Sepertinya Pak Anies dan Pak Agus akan ada acara di luar masjd. Mari berikan jalan untuk mereka keluar," kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang sedang menyampaikan nasihat keagamaan.
Ketika menyampaikan ceramah keagamaannya, Hidayat juga berharap pemenang Pilkada DKI Jakarta adalah salah satu dari dua pasangan calon tersebut karena mereka Muslim.
"Kedepannya diharapkan akan lahir pemimpin ibu kota yang santun, menghormati ulama, dan tidak suka menggusur," jelas Hidayat, yang disinyalir mengarah pada cagub Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Jakarta, kata dia, juga harus dipimpin oleh sosok yang mampu memberantas maksiat, memberi kebebasan berdakwah Islam, meramaikan masjid dan mengimami shalat berjamaah di masjid.
"Hal yang tidak kalah penting adalah pemimpin harus bertutur kata santun dan tidak menyakiti," jelasnya sebagaimana dilansir dari Antara. Pasalnya, Hidayat mengaku geram dengan pemimpin yang tidak mampu menjaga perkataannya.
Seperti diketahui, pelakasanaan aksi 112 pada akhirnya terpusat di Masji Istiqlal. Menanggapi itu, Wakil Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Ustadz Zaitun Rasmin bersyukur dengan pemindahan aksi 112 ini.
"Ada kebaikan yang Allah hadirkan. Istiqlal menjadi petunjuk dari Allah setelah lokasi kami pindahkan," ujarnya seperti dilansir Antara.
Kata Zaitun, jika kegiatan zikir bersama benar dilaksanakan di Monas dan Bundaran HI, maka jamaah akan diguyur hujan deras sejak sebelum subuh. "Kalau di Monas, kami mungkin tidak bisa mendengarkan dengan baik penyampaian ilmu karena butiran hujan," katanya.
Sementara itu, ustadArifin Ilham mengaku berbahagia dapat berzikir bersama jamaah dalam aksi 112. "Inilah suasana yang paling bahagia untuk berdzikir bersama," kata Arifin dalam ceramahnya di hadapan jamaah.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari