Menuju konten utama

Agus: Pemimpin Impulsif dan Represif, Birokrat Takut Dipecat

Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono memaparkan bahwa pemimpin yang bersikap impulsif dan represif akan membuat birokrat di bawahnya merasa takut dipecat. Jika seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bekerja dalam amosfer yang demikian, salah satu dampak negaifnya adalah mematikan kreativitas birokrat yang bersangkutan.

Agus: Pemimpin Impulsif dan Represif, Birokrat Takut Dipecat
Agus Harimurti Yudhoyono memaparkan visi dan misi saat Debat Pilgub DKI 2017, Jakarta, Jumat, (27/1). Tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono memaparkan bahwa pemimpin yang bersikap impulsif dan represif akan membuat birokrat di bawahnya merasa takut dipecat. Jika seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bekerja dalam atmosfer yang demikian, salah satu dampak negatifnya adalah mematikan kreativitas birokrat yang bersangkutan.

“Kepemimpinan dan manajemen yang impulsif dan represif akan mematikan kreativitas birokrat,” kata Agus pada sesi pertama Debat Cagub DKI Jakarta 2017 II, Jumat (27/1/2017), di Hotel Bidakara, Jakarta.

Jika birokrat bekerja dalam ketakutan, kata Agus, maka laporan yang dihasilkan untuk sang pemimpin bersifat ABS (Asal Bapak Senang) atau laporan yang isinya hanya bertujuan untuk menyenangkan hati pemimpin, bukan berdasarkan kondisi sesungguhnya. Birokrat takut melaporkan permasalahan-permasalahan riil yang dihadapi di lapangan, dan kondisi ini ia klaim berasal dari masukan langsung masyarakat saat ia turun ke jalan.

Birokrasi yang dibangun dalam rasa takut, kata Agus, adalah keliru karena dipamerkan ke publik sehingga diketahui oleh teman-teman, keluarga, maupun orang terdekat si birokrat. Rasa takut itu meliputi ancaman pemindahan, mutasi, hingga penjara. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selaku pasangan calon nomor urut 2, ia nilai tak peduli akan hal ini.

Agus mengatakan bahwa cara kerja yang seperti itu tak konstruktif. Ia menjelaskan buktinya bahwa dalam rangking kinerja PNS tingkat nasional, DKI Jakarta berada di urutan ke-16 dari 34 provinsi. Bagi Agus data ini memprihatinkan sebab anggaran di Jakarta besar dan semuanya ada di ibu kota.

Agus sebenarnya mengapresiasi kinerja Ahok. Birokrasi di Jakarta, kata Agus, sudah bersih. Namun, dari hasil penelusurannya bersama Sylviana Murni di lapangan, ia menemukan banyak persoalan yang tak terungkap. Salah satunya yang membuat ia sedih adalah eksistensi daerah kotor dan kumuh.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILGUB DKI 2017 atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan