Menuju konten utama

Ada Indikasi Kecurangan Saat Debat Kedua, BPN akan Evaluasi KPU

BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyatakan, indikasi kecurangan yang terjadi pada debat kedua Pilpres 2019 akan disampaikan ke KPU saat evaluasi debat.

Ada Indikasi Kecurangan Saat Debat Kedua, BPN akan Evaluasi KPU
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (ketiga kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (keempat kiri) berfoto bersama seusai mengikuti debat capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Tim relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyatakan, indikasi kecurangan yang terjadi pada debat kedua Pilpres 2019 akan disampaikan dalam evaluasi debat yang akan diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Indikasi kecurangan itu, menurut Direktur Relawan BPN Ferry Mursyidan Baldan, terlihat dari adanya dua wadah undian pertanyaan bagi dua capres yang sedang berdebat.

Ferry mengatakan, seharusnya pola pengambilan undian pertanyaan tersebut diubah dengan menggabungkannya ke dalam satu wadah yang akan disodorkan ke masing-masing pasanga calon (paslon).

“Nanti dalam evaluasi kita sampaikan ke KPU,” ujarnya usai debat Pilpres di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (17/2/2019).

Dugaan soal kecurangan tersebut sebelumnya juga disampaikan oleh Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Naning S Daeng.

Dalam postingan di akun facebok pribadinya, Nanik menyampaikan bahwa indikasi kecurangan itu terlihat dari adanya dua wadah undian pertanyaan bagi dua capres yang sedang berdebat.

“Pak Amien Rais dan semua tim BPN yang ikut rapat KPU protes keras atas potensi kecurangan ini, tetapi KPU bergeming dan tetap melanjutkan acara tanpa mau mengulang agar pertanyaan dimasukkan dalam satu bola,” tulis Naning dalam akun faceboknya.

Kendati demikian, menurut Ferry, evaluasi yang disampaikan nantinya bukan hanya untuk meminimalisir kecurangan, melainkan juga menghemat waktu saat debat. Terlebih, jika KPU menyodorkan wadah undian pertanyaan berbeda ke masing-masing paslon, ada potensi bahwa tiap paslon akan mendapatkan pertanyaan yang sama.

“Kami ingin merubah pola itu untuk mengirit waktu. Kalau kita kan bisa ngirit (waktu) itu. sekaligus saat yang satu ngambil yang lain tidak usah diambil lain,” tuturnya.

Debat capres kedua Pilpres 2019 yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu (17/2/2019) malam mengambil tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.

Debat dipandu oleh Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki sebagai moderator, sementara tujuh panelis berasal dari kalangan akademisi dan para pakar dari berbagai bidang.

Tujuh panelis tersebut, yakni Rektor ITS Profesor Joni Hermana, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nur Hidayati, Rektor IPB Arif Satria, juga ahli pertambangan ITB Profesor Irwandy Arif.

Lalu ada Pakar Energi Ahmad Agustiawan, Pakar Lingkungan Undip Sudharto P. Hadi, dan Sekretaris Jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria Dewi Kartika juga terlibat sebagai panelis.

Debat disiarkan secara langsung oleh sejumlah stasiun televisi yaitu RCTI, GTV, MNC TV, dan INews TV, serta bisa disaksikan secara live streaming.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Politik
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno