tirto.id - Susiwijono Moegiarso sebagai Ketua Pengurus Panitia Harian Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 menyatakan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali sudah diproses sejak tahun 2014, dan ia menganggap pengajuan diri Indonesia sebagai tuan rumah dianggap lebih efisien dibandingkan negara lain.
"Kalau dibandingkan negara lain, kita jauh lebih efisien untuk event yang jauh lebih besar," katanya.
Hal tersebut ia kemukakan pada Kemenko Maritim Jakarta, Senin (3/9/18), menyusul beberapa pertanyaan sejumlah pihak mengenai urgensi perhelatan tersebut.
"Pertemuan tahunan ini diselenggarakan sejak 1946 lalu. Ini bukan sesuatu yang kita ada-adakan. Kita mengajukan diri sebagai tuan rumah prosesnya sejak 2014, prosesnya panjang, bukan tiba-tiba," ujarnya.
Susiwijono mengutarakan, semua negara berlomba-lomba untuk bisa menggelar acara bergengsi di sektor keuangan dan perekonomian ini. Bahkan, lelang dari pertemuan IMF pada 2021 yang sudah dimenangkan oleh Maroko masih diperebutkan oleh 21 negara, tentu menunjukkan betapa pentingnya acara tersebut bagi negara yang menjadi tuan rumah.
"Bayangkan saja, tidak ada event yang bisa mendatangkan semua menteri keuangan dan gubernur bank sentral, juga pelaku utama sektor keuangan dari 189 negara selain acara ini. Mau bikin acara apa saja, undang dengan alasan apapun, tidak ada yang bisa mendatangkan (mereka) seperti acara ini," jelasnya.
Susiwijono menambahkan, pemerintah juga mengupayakan pembiayaan acara ini seoptimal dan seefesiensi mungkin. Sebelumnya pemerintah mengaloksikan anggaran sebesar Rp855,5 miliar untuk menggelar acara yang sudah disepakati bersama DPR RI sejak awal 2017 ini.
Ia mengungkapkan biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang akan dirasakan oleh Indonesia tidaklah sebanding. Karena secara substansi acara, akan ada banyak kebijakan ekonomi yang akan dirilis dalam kegiatan tersebut. Pemerintah juga akan memanfaatkan ajang tersebut untuk menggalang investasi dari sejumlah negara yang hadir.
Perhelatan akbar yang dihadiri oleh sekitar 18.000 peserta itu juga diharapkan dapat mendongkrak pariwisata yang ada di Indonesia.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani