tirto.id - Mertua toxic termasuk salah satu hal yang kerap mengganggu dalam sebuah hubungan rumah tangga.
Padahal, menjalin pernikahan tanpa ada intervensi orang ketiga menjadi dambaan banyak orang.
Namun, hal itu tentu saja jarang terjadi, apalagi mertua merupakan bagian dari keluarga dan pernikahan pun tidak akan lepas berinteraksi dengan mertua.
Maka penting untuk merawat rasa kekeluargaan dengan mengetahui bagaimana tanda-tanda mertua yang toxic. Hal ini dilakukan agar tidak adanya konflik berkepanjangan dengan mertua.
Selain itu, penting juga untuk mengetahui cara menghadapi mertua yang toxic. Lantas, apa saja tanda mertua yang toxic serta bagaimana cara menghadapi mertua yang toxic?
Tanda-tanda Mertua Toxic
Dr. Jenine Lowery, Pendiri sekaligus Ahli dari Black Female Therapist, LLC di Florida, AS dalam laman Bustle menjelaskan, sangat penting untuk mengenali tanda-tanda peringatan dari mertua yang toxic.
"Anda harus menyadari apa yang dapat dilakukan untuk menghentikannya agar tidak membuat Anda dan pasangan saling bermusuhan," ujar Lowery.
Menurutnya, dalam menjalin rumah tangga, salah satu ujian adalah menghadapi mertua yang toxic. Karenanya, dibutuhkan pula cara untuk mengantisipasi hal-hal yang negatif ketika menjalin relasi dengan mertua.
Masih merujuk situs Bustle dan situs Marriage, para ahli menyebutkan 9 tanda dalam mengenali mertua yang toxic. Berikut penjelasannya:
1. Mertua tidak memiliki batasan
Mertua yang toxic biasanya tidak mempunyai batasan dalam menjalin interaksi.
Seringnya, mertua yang toxic melakukan semaunya sendiri, tidak peduli apakah menantunya mempunyai rencana sendiri. Bahkan sering masuk dalam keputusan-keputusan menantunya yang merupakan wilayah privat.
"Batasan apa pun yang ditetapkan oleh pasangan, jika secara terang-terangan atau secara sadar dilanggar oleh mertua tanpa ada upaya dari mertua untuk memahami, meminta maaf, atau menebus kesalahan setelah pelanggaran tersebut, mungkin bisa menjadi alasan untuk perilaku toxic, terutama jika hal ini menjadi pola yang berulang," ujar Meredith Shirey, konselor pernikahan dan keluarga yang berbasis di New York, AS.
2. Mertua Bermuka Dua dan Manipulatif
Di depan banyak orang, mertua yang toxic akan baik sekali kepada menantunya. Tapi ketika tidak ada orang lain, mertua toxic akan mengejek atau mencibir menantunya.
"Mertua yang toxic sulit untuk dihadapi, mereka dapat menyebabkan banyak kerusakan pada sebuah hubungan," jelas Lowery.
3. Membicarakan Menantu di Belakang
Mertua yang toxic akan sering membicarakan menantunya di belakang. Mereka akan menggunjing tentang menantunya dengan anggota keluarganya atau saudara-saudaranya.
4. Menentukan Keputusan Hidup Menantu
Mertua toxic selalu mendikte, bahkan menentukan pilihan hidup menantunya. Misalnya bagaimana menantunya membesarkan anak-anaknya, terlibat dalam mengelola keuangan dan lain sebagainya.
Jika menantu mengelak atau melakukan yang sudah diputuskan, mertua toxic akan marah dan merendahkan menantunya.
Namun, penting untuk diingat bahwa Anda dan pasangan mungkin memiliki perspektif yang berbeda mengenai hal ini.
"Hal ini sangat tergantung pada sejauh mana setiap orang dalam hubungan rumah tangga merasa bahwa orang tua mereka berhak untuk mempengaruhi keputusan tersebut," kata Shirey.
5. Mertua yang Mengendalikan Hubungan Suami Istri
Menantu mungkin menyadari, bahwa di banyak aspek hubungan dengan pasangannya, mertua sering mengendalikan setiap keputusan yang telah dibuat bersama pasangan. Mertua akan mengendalikan menantu harus tinggal di mana dan lain sebagainya.
Sehingga hal ini mempengaruhi relasi menantu dengan pasangannya. Dan terkesan mengadu domba. Karena pasangan pasti mempercayai orang tuanya sendiri.
6. Mertua Melakukan Silent Treatment
Ketika mertua tidak menyetujui sesuatu yang menantu lakukan atau membuat mertua kesal. Mertua toxic mungkin akan memberikan perlakuan diam atau silent treatment.
Ini adalah cara pasif-agresif untuk memberi tahu, bahwa mertua tidak senang dengan menantu.
7. Tidak Ada yang Membuat Mertua Bahagia
Mertua toxic, mungkin tidak ada yang bisa menantu lakukan untuk membuat mertua bahagia.
Pasalnya, mertua toxic akan menemukan kesalahan pada semua hal yang menantu lakukan, katakan, kenakan, atau bahkan hal-hal yang dicapai.
8. Mertua Menyalahkan untuk Segala Hal
Selain tidak senang dengan segala hal yang menantu lakukan, jika menantu mengacaukan sesuatu atau mertua mengira mengacaukannya, mertua toxic akan menyalahkan.
Misalnya, mereka mungkin mengatakan bahwa menantu adalah penyebab anak mereka tidak bisa masuk sekolah kedokteran atau tidak sukses.
9. Mereka berpura-pura mencintai Anda
Apakah mertua Anda berpura-pura mencintai Anda? Mungkin mereka mengatakan bahwa mereka mencintai Anda dan melakukan apa saja, namun tidak berusaha untuk menghabiskan waktu bersama Anda atau mengenal Anda.
Cara Menghadapi Mertua Toxic
Masih dikutip dari laman Bustle, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mengatasi dan menghadapi mertua yang toxic dalam hubungan rumah tangga Anda:
1. Terbuka dan Jujur
Seringkali, perilaku toxic mertua merupakan cerminan dari sesuatu yang lebih dalam, seperti rasa takut kehilangan anak mereka, hingga trauma antargenerasi.
Mendiskusikan perilaku mereka dengan pasangan Anda terkadang dapat membantu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Berbicara secara terbuka dan jujur tentang latar belakang dan sejarah keluarga masing-masing akan memberikan informasi yang sangat berharga.
Kemudian jujur soal harapan masing-masing orang terhadap hubungan dengan mertuanya. Jika ada perbedaan, pasangan harus berniat untuk mengatasinya.
Percakapan tentang sejarah pribadi, latar belakang, pola asuh, norma keluarga, dan trauma menjadi sangat penting, sehingga setiap orang yang terlibat ada keterbukaan dan empati.
Dari percakapan ini, pasangan dapat lebih mudah menentukan bagaimana mereka ingin melakukan pendekatan dalam menetapkan ekspektasi dengan mertua dan diharapkan dapat menghindari konflik yang serius.
2. Berdiskusi dengan Pasangan
Jika mertua sudah benar-benar menghalangi waktu dan ruang gerak Anda, maka Anda harus mendiskusikan masalah ini terlebih dahulu dengan pasangan Anda. Selain itu, selidiki pula alasan di balik perilaku mertua.
Terkadang, ketika Anda memiliki pemahaman yang lebih baik tentang motif seseorang, hal ini akan membantu untuk memfasilitasi percakapan yang saling menghormati tentang masalah tersebut.
Jelaskan pada mertua, bahwa meskipun Anda senang menghabiskan waktu bersama mereka, penting bagi Anda dan pasangan untuk memiliki waktu sendiri, hal ini dilakukan untuk membantu meredakan intervensi.
Namun, jika Anda merasa anggota keluarga pasangan Anda bersikap kasar, cobalah batasi kontak mereka dengan Anda.
Namun jika mereka terus-menerus merongrong hubungan Anda, maka luangkanlah waktu untuk diri sendiri dan menghabiskan waktu bersama pasangan Anda.