Menuju konten utama

8 Ruang Kelas SMKN 24 Jakarta Ambruk, Siswa Tak Diliburkan

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar berang. Sebab ruang kelas yang ambruk itu, baru direnovasi tahun lalu.

8 Ruang Kelas SMKN 24 Jakarta Ambruk, Siswa Tak Diliburkan
Bangunan ruang kelas siswa XI SMKN 24 Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, ambruk pada bagian atap, Jumat (21/2/2020). (ANTARA/Andi Firdaus).

tirto.id - Delapan ruang kelas SMKN 24 Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur Ambruk. Kejadian tersebut, tak merenggut korban jiwa, sebab terjadi pukul 02.45, sebelum kegiatan belajar dan mengajar.

Atap kelas itu, berada di lantai II. Penyebabnya, diperkirakan, konstruksi atap berbahan baja ringan yang tak lagi kuat menopang. Akibatnya, genteng-genteng yang luluh lantak berhamburan di halaman sekolah.

Kepala SMKN 24 Bambu Apus Tri Eriyani akhirnya, tak mengosongi seluruh ruangan di lantai II, termasuk delapan ruang kelas yang roboh.

"Hari ini kami kosongkan 17 ruang kelasnya karena berada satu lantai dengan delapan ruang kelas yang atapnya ambruk," kata Eriyani di Jakarta.

Ruang kelas yang rusak itu, biasanya diisi sekitar 600 siswa. Masing-masing kelas, digunakan rata-rata oleh 36 siswa.

"Saat ini masih kami data kerugian serta kerusakan yang terjadi," tuturnya.

Sementara ini, kata Eriyani, ruang belajar siswa kelas X akan dievakuasi ke kelas XI SMKN 24. Dia tetap mengupayakan kegiatan belajar mengajar tak berhenti.

"Kebetulan kelas XI Masih magang, sehingga bisa dialihkan ke sana, yang penting kegiatan belajar mengajar mereka bisa terus berjalan," ungkapnya.

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar, heran dengan ambruknya atap delapan ruang kelas SMKN 24 itu. Sebab delapan ruangan itu, baru direhabilitasi.

"Kenapa rehabilitasi tahun 2018 dan hujan tidak terlalu besar kok bisa runtuh," katanya saat meninjau lokasi kejadian.

Anwar berencana memanggil pihak kontraktor, PT Daudos Mauli, untuk mengklarifikasi faktor utama penyebab ambruknya ruang kelas itu. Dia juga akan memanggil Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek bangunan itu.

"Ini harusnya tidak boleh terjadi lagi, ternyata masih terjadi lagi. Kalau kejadian siang hari, banyak yang belajar, korban pasti banyak," ujarnya.

Baca juga artikel terkait SEKOLAH AMBRUK atau tulisan lainnya

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Antara
Editor: Dieqy Hasbi Widhana