tirto.id - Belgia sudah memastikan lolos ke 8 besar Piala Dunia 2018 setelah memukul Jepang 3-2 pada Selasa (3/7/2018) dini hari. Namun, untuk maju ke final, Iblis Merah menghadapi jalan berliku. Di blok Belgia, terdapat tiga mantan juara dunia: Brasil, Uruguay, dan Perancis.
Pencapaian Belgia di Piala Dunia Rusia tergolong ciamik. Mereka mencatatkan empat kemenangan beruntun dan mengemas 12 gol. Tim asuhan Roberto Martinez sudah menjajal kekuatan tim dari empat konfederasi berbeda.
Setelah memukul Panama (wakil CONCACAF) dengan skor 3-0, Belgia mengalahkan Tunisia (wakil Afrika) dengan angka 5-2, lalu menaklukkan sesama wakil Eropa, Inggris 1-0.
Di babak 16 besar, Belgia membungkam Jepang, sang wakil Asia dengan skor 3-2. Pertemuan dengan Brasil (wakil CONMEBOL) di perempat-final pada Sabtu (7/7/2018) akan melengkapi perjalanan Iblis Merah. Dengan demikian, Belgia menghadapi tim dari seluruh konfederasi yang lolos ke putaran final Piala Dunia tahun ini.
Belgia sendiri tampak berbenah terutama terkait mental mereka dalam turnamen internasional. Selama tahun-tahun terakhir, Iblis Merah dianggap meraih pencapaian 'minus' jika melihat deretan pemain bintang yang dimiliki.
Di Piala Dunia 2014, Belgia tersingkir oleh Argentina sang finalis pada babak 8 besar dengan skor 1-0. Sementara itu, di Piala Eropa 2016, Iblis Merah tumbang oleh Wales. Dalam laga tersebut, Belgia unggul lebih dahulu melalui gol Radja Nainggolan, pemain yang tidak dibawa ke Rusia tahun ini, tapi kemudian kebobolan tiga gol untuk kalah 3-1.
Kali ini, Belgia di 16 besar justru melakukan hal yang berkebalikan. Mereka tertinggal dua gol lebih dahulu oleh Jepang, sebelum membalas tiga gol melalui Jan Verthongen, Marrouane Fellaini, dan Nacer Chadli. Dua pencetak gol terakhir Belgia datang dari bangku cadangan.
"Kami berpikir tentang Wales pada saat itu (ketika tertinggal 0-2 dari Jepang). Tapi kami juga berpikir, jika bisa mencetak gol, segalanya mungkin. Kami memiliki para pemain yang bisa mengubah laga.
"Kami memasukkan para penggawa dari bangku cadangan, dan mereka menciptakan perbedaan," kata Eden Hazard, bintang Belgia, dikutip Telegraph.
Dengan kekuatan yang dimiliki, Belgia berpeluang berbicara jauh di Piala Dunia 2018. Namun, di 8 besar, mereka ibarat liliput berjumpa dengan para raksasa. Pasalnya, pencapaian terbaik Belgia adalah empat besar pada Piala Dunia 1986 di Meksiko.
Sementara itu, Brasil sang lawan di perempat final, adalah juara dunia lima kali pada 1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002. Selain itu, Selecao mencatatkan 11 kali berhasil menembus empat besar Piala Dunia dalam 21 partisipasi mereka.
Andai Belgia lolos dari hadangan Brasil, dan melangkah ke semifinal, tantangan bagi tim asuhan Roberto Martinez. Sudah ada salah satu dari dua lawan kuat yang menanti mereka: Uruguay dan Perancis.
Uruguay adalah juara Piala Dunia dua kali, pada 1930 dan 1950. Mereka juga tercatat tiga kali mampu menjadi peringkat keempat pada Piala Dunia 1954, 1970, dan 2010.
Perancis tidak kalah hebat. Mereka baru merasakan satu gelar Piala Dunia di kandang sendiri pada 1998. Setelah itu, Les Bleus sempat menembus final Piala Dunia 2006, tetapi kemudian tumbang dalam drama adu penalti oleh Italia. Prancis pernah pula mencatatkan peringkat ketiga pada dua Piala Dunia (1958 dan 1986) lalu finis di empat besar pada Piala Dunia 1982.
Jika Belgia bisa mengalahkan Brasil, lalu menumbangkan Perancis atau Uruguay di semifinal, maka tidak pelak lagi mereka akan lebih difavoritkan di partai final dibandingkan sang calon lawan, entah itu Rusia, Kroasia, Inggris/Kolombia, dan Swedia/Swiss yang ada di blok lebih mudah.
Namun, di depan mata terlebih dahulu Belgia mesti mengatasi Brasil, dan kutukan hanya sekali menembus babak semifinal dalam 20 edisi Piala Dunia sebelumnya.
Editor: Fitra Firdaus