Menuju konten utama
Harlah NU ke-100 Tahun 2023

6 Puisi Mustofa Bisri untuk Rayakan Harlah 1 Abad NU 2023

6 puisi Mustofa Bisri untuk rayakan Harlah 1 Abad NU 2023. Simak daftar puisi karya Gus Mus yang bisa dipakai untuk menyambut peringatan hari lahir NU.

6 Puisi Mustofa Bisri untuk Rayakan Harlah 1 Abad NU 2023
Logo harlah 1 abad NU. FOTO/storage.nu.or.id/

tirto.id - Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk ikut merayakan harlah 1 abad Nahdlatul Ulama (NU). Salah satunya adalah dengan mengunggah ucapan selamat, quotes, atau puisi di media sosial. Anda bisa mengambil salah satu sajak yang dibuat oleh K.H. Mustofa Bisri alias Gus Mus.

Puncak Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) 2023 diselenggarakan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

Acara yang dihadiri warga NU dari berbagai penjuru Indonesia tersebut dijadwalkan berlangsung sehari penuh. Agendanya dimulai sejak Selasa, 7 Februari 2023 (16 Rajab 1444 H) pukul 00.00 WIB hingga Rabu (8/2) pukul 00.00 WIB.

Beberapa acara yang akan berlangsung dalam rangkaian Puncak Harlah 1 Abad NU 2023 di antaranya Ijazah Qubro bersama Habib Luthfi bin Yahya dari Pekalongan, Selawatan bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf dari Solo, hingga amanat dari Presiden Joko Widodo.

Puisi Gus Mus untuk Merayakan Harlah NU 2023

Terdapat beberapa cara untuk meramaikan Harlah 1 Abad NU, salah satunya yakni memposting atau membacakan puisi karya Mustofa Bisri. Anda juga bisa mengunggah twibbon, ucapan, atau quotes, dalam rangka menyambut perayaan ini.

Berikut ini beberapa puisi karya Gus Mus untuk rayakan Harlah 1 Abad NU 2023:

"Puisi Islam"

Islam agamaku nomor satu di dunia

Islam benderaku berkibar di mana-mana

Islam tempat ibadahku mewah bagai istana

Islam tempat sekolahku tak kalah dengan yang lainnya

Islam sorbanku

Islam sajadahku

Islam kitabku

Islam podiumku kelas exclussive yang mengubah cara dunia memandangku

Tempat aku menusuk kanan kiri

Islam media massaku

Gaya komunikasi islami masa kini

Tempat aku menikam sana sini

Islam organisasiku

Islam perusahaanku

Islam yayasanku

Islam instansiku, menara dengan seribu pengeras suara

Islam muktamarku, forum hiruk pikuk tiada tara

Islam bursaku

Islam warungku hanya menjual makanan sorgawi

Islam supermarketku melayani segala keperluan manusiawi

Islam makananku

Islam teaterku menampilkan karakter-karakter suci

Islam festivalku memeriahkan hari-hari mati

Islam kaosku

Islam pentasku

Islam seminarku, membahas semua

Islam upacaraku, menyambut segala

Islam puisiku, menyanyikan apa saja

Tuhan Islamkah aku?

"Bagaimana Aku Menirumu, O Kekasihku"

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

Engkau mentari

Aku bumi malam hari

Bila tak kau sinari

Dari mana cahaya akan kucari?

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

Engkau purnama

yang menebarkan senyum kemana-mana

Aku pekat malam tanpa rona

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

Engkau mata air

Aku di muara

Dimana kucari jernihmu

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

Engkau samudra

Aku di pantai

Hanya termangu

Engkau merdeka

Aku terbelenggu

Engkau ilmu

Aku kebodohan

Engkau bijaksana

Aku semena-mena

Diammu tafakkur

Diamku mendengkur

Bicaramu pencerahan

Bicaraku ocehan

Engkau memberi

Aku meminta

Engkau mengajak

Aku memaksa

Engkau kaya dari dalam

Aku miskin luar-dalam

Miskin bagimu adalah pilihan

Miskin bagiku adalah keterpaksaan

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

"Negeri Sulapan"

Pulang dari negeri kecil di timur tengah

Dengan kagum kang sobari bercerita bak alfu-lailah-walailah

Tentang tanah gersang yang disulap

Menjadi taman sari yang asrioleh orang-orang badui

Tentang bangsa nomad

Yang menjadi majikan terhormat

Luar biasa, dahsyat!

Masih kalah dengan kita disini, kataku

Disini sorga

Disulap sekejap menjadi neraka

Raja-raja adiguna

Menjadi budak-budak hina-hina

Zamrud katulistiwa

Menjadi tinja dimana-mana

"Agama"

Agama

adalah kereta kencana

yang disediakan Tuhan

untuk kendaraan kalian

berangkat menuju hadiratNya

Jangan terpukau keindahannya saja

Apalagi sampai

dengan saudara-saudara sendiri bertikai

berebut tempat paling depan

Kereta kencana

cukup luas untuk semua hamba

yang rindu Tuhan

Berangkatlah!

Sejak lama

Ia menunggu kalian

"Dzikir"

Setiap saat

Setiap mengingatmu

Aku menyebutmu

Setiap saat

Setiap menyebutmu

Aku mengingatmu

Setiap saat

"Pesona"

Di antara seribu malam

inikah malam kita

kulihat semua bintang

menjelma purnama

dalam langit cahaya

tiada tara benderangnya

lalu semuanya tiada

semuanya lenyap

dalam senyap

semesta fana

tiba-tiba ya Ilahi

silau aku

oleh kilas

wajah

Mu

yang menderas

dalam takjubku

dan aku pun

tak ingin

yang lain

tak ingin yang lain

hanya Kau

dimana

Kau?

kemana

Kau?

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin