tirto.id - Pandemi virus Corona memaksa orang untuk lebih peduli menjaga kesehatannya. Salah satu cara untuk mencegah penularan virus Corona adalah dengan menggunakan masker.
Namun, penggunaan masker saat cuaca panas bisa membuat penggunanya mengalami kesulitan, sebab di bawah sinar matahari dengan masker, keringat bisa membasahi kain atau sulit untuk udara sejuk mencapai paru-paru Anda.
Dilansir Antara, Dr. Purvi Parikh, spesialis alergi dan imunologi yang berbasis di New York mengatakan, selain tidak nyaman, mengenakan masker di musim panas yang terik bisa berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan, termasuk kesulitan bernapas, iritasi kulit, atau bahkan kelelahan panas.
Sayangnya, meski seringkali menyulitkan saat menggunakan masker di tengah terik matahari, tapi masker memang wajib digunakan untuk mencegah penularan virus Corona.
Lantas bagaimana cara agar tetap merasa nyaman menggunakan masker meski di tengah panasnya terik matahari? Berikut beberapa tipsnya seperti dilansir Health dan Better Homes & Gardens:
1. Pilih bahan masker yang memungkinkan Anda bernapas
Tidak peduli apa gaya masker wajah yang Anda pilih, penting bagi Anda untuk dapat bernapas dengan benar saat mengenakannya.
Jika masker terlalu tebal atau ketat, maka bisa membatasi pernapasan Anda dan menjadi lebih tidak nyaman ketika panas atau lembap.
Masker dengan filter bisa sangat menyulitkan untuk bernapas jika bahan filter tidak memungkinkan aliran udara yang tepat.
Sehingga akan lebih baik jika memilih masker yang lebih longgar dan lebih ringan ketika di luar ruangan.
Masker yang longgar akan mengurangi penularan COVID-19 hingga 70 persen jika semua orang mengenakannya.
Kain katun berwarna terang, umumnya lebih memudahkan bernapas daripada kain sintetis dan akan menyerap lebih sedikit panas dari matahari.
Pastikan kain tersebut benar-benar menutupi mulut dan hidung Anda, dan terus menjaga jarak aman dengan orang lain sebanyak mungkin.
2. Cegah iritasi kulit
Mengenakan masker yang menempel pada wajah Anda untuk waktu yang lama dapat menyebabkan iritasi kulit seperti jerawat atau ruam.
Parikh menyarankan untuk memilih masker yang terbuat dari katun, yang biasanya kurang mengiritasi kulit dibandingkan kain lainnya dan dapat dikenakan lebih longgar di sekitar wajah.
"Terkadang bukan hanya bahannya, tetapi tekanan yang diberikan pada kulit Anda yang menyebabkan iritasi," katanya.
Masker yang diikat dengan ikatan alih-alih simpul elastis, misalnya, dapat memungkinkan Anda untuk melonggarkannya jika diperlukan.
Anda juga harus sering-sering mencuci masker wajah untuk menghilangkan bakteri yang dapat menyebabkan jerawat dan iritasi kulit lainnya. Rencanakan untuk mencuci masker dengan air hangat setelah dipakai.
3. Bawa masker lebih dari satu
Jika Anda akan berada di tempat umum untuk jangka waktu yang lama, pertimbangkan untuk membawa masker tambahan sehingga Anda dapat bertukar dengan yang bersih sesuai kebutuhan.
Keringat dan uap air dari napas Anda dapat melembapkan bahan masker, membuatnya kurang efektif dalam menyaring partikel-partikel udara.
Ganti masker jika Anda merasa kainnya basah atau lembap, tetapi ingat untuk melakukannya jauhkan diri dulu dari orang lain dan cuci tangan Anda sebelum dan sesudah penggantian.
4. Hindari kepanasan
Mengenakan masker di mulut dan hidung Anda dapat membuatnya lebih sulit untuk bernapas, terutama bagi orang-orang dengan kondisi yang seperti asma, claustrophobia, atau penyakit paru obstruktif kronis (COPD).
Dalam cuaca hangat, kondisi itu bisa menyebabkan sesak napas dan memungkinkan panas menumpuk di dalam tubuh, yang mengakibatkan penyakit seperti kepanasan atau sengatan panas.
Sebaiknya, hindari berada di luar di bawah sinar matahari langsung terlalu lama dan tetap terhidrasi. Anda mungkin perlu minum lebih banyak air daripada biasanya di musim panas untuk menebus keringat yang meningkat.
5. Batasi kebutuhan kenakan masker
Untuk meminimalkan ketidaknyamanan Anda, batasi jumlah waktu yang Anda perlukan untuk mengenakan masker. Jika Anda tahu tidak akan bisa menghindari orang lain, pertimbangkan untuk tetap di rumah pada waktu-waktu tertentu.
"Jika tidak penting untuk keluar di hari yang panas dan lembap, jangan keluar. Itu paling aman," tutur Parikh.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH