Menuju konten utama

5 November 2019: Sejarah Guy Fawkes Day Jadi Lambang Pemberontakan

Hari Guw Fawkes atau Guy Fawkes Day diperingati setiap 5 November

5 November 2019: Sejarah Guy Fawkes Day Jadi Lambang Pemberontakan
Demonstran memakai topeng Guy Fawkes saat turun ke jalan di Oporto, Portugal. Getty Images/iStock Editorial

tirto.id - Remember, remember, the 5th of November, the Gunpowder Treason and Plot.

Demikian, kata tokoh V dalam film garapan James McTeigue V for Vendetta (2005). Satu film yang bercerita tentang aksi 'aktivis bayangan' bernama V di dunia penuh tirani Inggris di masa futuristik. Dalam aksinya ia menggunakan topeng Guy Fawkes.

Topeng ini sangat khas, berwarna putih dengan garis hitam yang menunjukkan mata, hidung, dan bibir yang digambarkan menyeringai.

Siapakah Guy Fawkes? Apa arti lambang topeng Guy Fawkes?

Topeng Guy Fawkes kerap digunakan oleh para pengunjuk rasa untuk memprotes pemerintahan otoriter. Misalnya di Thailand pada pertengahan tahun 2013 lalu yang menuntut diakhirinya rezim Shinawatra karena telah berkuasa terlalu lama dan korup.

Terkait hal ini Arab Saudi dan Bahrain resmi mengeluarkan larangan pemakaian topeng Guy Fawkes lantaran dicap sebagai simbol anti-pemerintahan dan dapat merusak stabilitas negara.

5 November dan Peringatan Hari Guy Fawkes

Guy Fawkes Day dirayakan setiap tanggal 5 November untuk memperingati kegagalan komplotan Katolik meledakkan gedung parlemen Inggris.

Setiap 5 November malam, orang-orang Inggris menyalakan kembang api. Saat kilauan percikan api menari-nari di langit, anak-anak dengan berbagai kostum berarak-arakan di jalan.

Hari Guy Fawkes ini dikenang sebagai hari ketika, pada 1605, Guy Fawkes ketahuan bersembunyi di ruang bawah tanah gedung parlemen Inggris. Laki-laki kelahiran 13 April 1570 tersebut ditangkap basah sedang mencoba menyulut bubuk mesiu yang akan meledakkan gedung serta orang-orang yang berada di dalamnya, termasuk Raja Inggris James I.

Dari Januari sampai Februari 1604, James I memerintahkan para pemimpin orang-orang Katolik untuk meninggalkan Inggris. Dia pun melanjutkan praktik mendenda orang-orang Katolik yang tidak menghadiri kebaktian Gereja Inggris. James I juga memerintahkan para pemimpin keagamaan Katolik untuk angkat kaki dari Inggris.

Kebetulan pemerintahan Inggris berencana meresmikan gedung parlemen pada 5 November 1605. Jika saja bom diledakkan di sana, tidak hanya gedung parlemen yang hancur, tetapi hadirin yang terdiri dari Raja dan aparat negara Inggris ikut mati bersamanya.

Fawkes ditangkap oleh Sir Thomas Knyvet yang dititahkan Raja James I menelusuri ruang bawah tanah gedung parlemen. Bersamaan dengan ditemukannya Fawkes, Knyvet juga menemukan tong berisi mesiu yang tersembunyi di bawah tumpukan kayu bakar dan batu bara.

Setelah Guy Fawkes tertangkap, anggota komplotan lainnya pun diburu dan dieksekusi mati.

Sejarah Guy Fawkes Day diperingati 5 November dimulai setahun setelah Guy Fawkes ditangkap, yaitu pada 5 November 1606. Tanggal ini diperingati untuk pertama kalinya sebagai Hari Guy Fawkes.

Pada malam hari itu, masyarakat mengarak patung yang menyerupai penampakan fisik Guy Fawkes dan kemudian membakarnya.

Memasuki abad ke-19 Hari Guy Fawkes dirayakan lebih sekuler. Lalu pada pertengahan abad tersebut masyarakat malah melancarkan penentangan terhadap polisi dan pejabat setempat pada Hari Guy Fawkes.

Guy Fawkes Day berlangsung hingga abad ke-21. Pada 2016, patung menyerupai penampakan fisik sejumlah politisi, termasuk Donald Trump, diarak dan dibakar dalam perayaan Hari Guy Fawkes di Lewes, Inggris.

Baca juga artikel terkait 5 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH