tirto.id - Perawatan kulit saat ini tidak hanya sekadar bagian dari gaya hidup, namun telah menjadi kebutuhan bagi semua orang.
Selain untuk alasan kesehatan, merawat dan memanjakan kulit juga bisa menunjang penampilan dan kepercayaan diri.
Memilih produk perawatan kulit atau skincare harus sesuai dengan jenis kulit dan kebutuhan. Jika tidak, justru akan menimbulkan sejumlah permasalahan, seperti kemerahan, timbulnya jerawat, dan lainnya.
Beberapa mitos soal penggunaan skincare juga sering muncul di masyarakat. Dilansir dari jurnal Hardvard Medical School, berikut ini ada beberapa mitos mengenai perawatan kulit secara umum yang sebenarnya belum tentu benar adanya berikut ulasannya.
1. Semakin besar SPF, kulit semakin terlindungi
Kandungan SPF yang tinggi tidak berarti melindungi kulit lebih lama. SPF yang tinggi hanya membantu mengurangi pemaparan.
Ketimbang berfokus pada jumlah kandungan SPF, akan lebih baik jika menggunakannya secara teratur dan mengurangi paparan sinar matahari secara langsung.
2. Memakan coklat dan makanan berminyak dapat menyebabkan jerawat
Dilansir dari laman Harvard Medical School, penyebab jerawat yang disebabkan oleh zat bernama sebum dihasilkan melalui sekresi dalam kulit, belum ada fakta yang menunjukkan bahwa makanan tertentu dapat menimbulkan jerawat.
3. Kulit berminyak tidak memerlukan moisturizer
Fakta sebenarnya kulit yang berminyak pun juga membutuhkan hidrasi agar kulit tetap memproduksi minyak secara seimbang. Namun, kulit berminyak harus mencari moisturizer yang sesuai dengan jenis kulit agar tidak terlalu berminyak dan menyumbat pori-pori.
4. Sabun antibakteri menghilangkan bakteri secara total
Faktanya, bakteri akan selalu ada dan tidak akan pernah hilang. Terlebih lagi penggunaan sabun antibakteri pada kulit akan membuat bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik dalam sabun.
Sabun antibakteri juga tidak disarankan untuk penggunaan setiap hari, lebih baik menggunakan sabun wajah biasa.
Konsistensi dan menjaga kebersihanlah yang membantu menghambat penyebaran bakteri dan infeksi.
5. Tanning atau penyamakan matahari pada kulit berbahaya
Paparan sinar matahari berlebihan memang dapat memicu kanker pada kulit, namun risiko tersebut dapat dicegah dengan penggunaan tabir surya yang sesuai dengan kulit.
Hardvard Medical School menyebutkan dalam jurnalnya, risiko kanker kulit berhubungan dengan total paparan sinar matahari seumur hidup dan frekuensi sengatan matahari.
Penyamakan yang berlebihan juga dapat merusak kulit, menyebabkan keriput dan penuaan dini. Namun, selama Anda melakukan tindakan pencegahan seperti menggunakan tabir surya minimal SPF 30, dan mengaplikasikannya secara menyeluruh dan berkala, maka cara itu aman untuk kulit Anda.
Penulis: Olivia Dona Putri
Editor: Yandri Daniel Damaledo