Menuju konten utama

27 Persen Keluarga di Yogyakarta Tak Punya Waktu Bersama

BPS mencatat, masih ada rumah tangga di Indonesia yang tidak memiliki waktu luang bersama kelauran yang cukup. Salah satunya, rumah tangga di Provinsi DIY.

27 Persen Keluarga di Yogyakarta Tak Punya Waktu Bersama
Tugu Yogyakarta merupakan salah satu ikon Kota Yogyakarta. Foto/Tirto/Erman Agung

tirto.id - Berdasarkan survei dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 27,1 persen rumah tangga di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak memiliki waktu bersama di dalam keluarga minimal 14 jam dalam seminggu.

“Mayoritas rumah tangga di Indonesia mempunyai waktu kebersamaan dengan keluarga yang cukup, tetapi masih ada juga keluarga yang tidak mempunyai waktu luang bersama, seperti di DIY,” kata Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Thoman Pardosi di Kantor BPS, Jakarta.

Seperti dikutip dari Antara, Selasa (20/12/2016), Thomas menyebutkan, lebih dari 75 persen rumah tangga mempunyai waktu luang bersama keluarga minimal 14 jam seminggu atau rata-rata minimal 2 jam per hari. Hal ini berarti, dari 100 rumah tangga terdapat 75 keluarga yang memiliki waktu luang untuk melakukan kegiatan bersama keluarga lebih dari 14 jam seminggu.

“Bahkan, terdapat sebanyak 27,14 persen rumah tangga yang mempunyai waktu luang bersama keluarga lebih dari 28 jam seminggu,” jelas Thomas.

Meski demikian, masih terdapat 23,12 persen rumah tangga yang hanya memiliki waktu luang untuk melakukan kegiatan bersama keluarga kurang dari 14 jam seminggu.

Apabila dibandingkan menurut klasifikasi wilayah, ternyata persentase rumah tangga yang memiliki waktu luang bersama keluarga minimal 14 jam seminggu lebih besar di perkotaan sebanyak 77,36 persen, daripada perdesaan sebanyak 76,41 persen.

Data BPS mencatat, lima daerah lain yang memiliki rumah tangga dengan waktu luang bersama minimal 14 jam seminggu terendah adalah Papua sebesar 56,92 persen.

“[Hasil survei ini] lalu diikuti oleh Provinsi Bali sebesar 62,08 persen. Kemudian, Papua Barat 65,53 persen; Nusa Tenggara Timur 65,94 persen, dan Maluku Utara 68,04 persen,” paparnya.

Baca juga artikel terkait YOGYAKARTA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari