tirto.id - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kepulauan Seribu mengamankan 23 ekor sapi karena dikhawatirkan akan menjadi semacam money politics atau politik uang dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Terkait sapi-sapi itu, Rosyid, tim sukses pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di Kepulauan Seribu tidak menampik bahwa sapi itu akan diberikan untuk warga Kepulauan Seribu.
“Saya yang minta ke orang PDI Perjuangan, saya minta sapi untuk warga Kepulauan Seribu,” kata Rosyid yang merupakan kader Partai NasDem yang tinggal di pulau Pramuka.
Lebih lanjut Rosyid menjelaskan bahwa sapi-sapi itu dimintanya beberapa minggu sebelum pemilihan. Rencananya sapi-sapi itu akan dipotong pada tanggal 20 April sebagai bentuk ucapan syukur karena Pilkada yang berjalan aman di Kepulauan Seribu. Seperti diketahui, Kepulauan Seribu adalah tempat Ahok melontarkan ucapan soal Almaidah ayat 51 yang memicu dakwaan penistaan agama.
Rosyid tidak menampik jika ada unsur politik saat meminta sapi-sapi itu. Dia sengaja memanfaatkan momentum Pilkada untuk meminta sapi dari anggota PDI Perjuangan, karena kemungkinan besar permintaan itu akan dipenuhi.
“Kalau saya minta setelah Pilkada pasti nggak bakal dikasih. Makanya saya minta sebelum pemilihan. Ini nanti dibagikan (dagingnya) bukan cuma untuk pemilih Ahok, tapi semuanya. Warga sini jarang-jarang makan daging, setahun paling hanya setahun pas hari raya kurban, ya anggap ini untuk perbaikan gizi,” kata dia, lalu tertawa.
Rosyid juga membenarkan sapi itu disebar ke enam kelurahan di Kepulauan Seribu. Sampai saat ini sapi-sapi itu juga masih berada di sana, namun Panwaslu melarang untuk memotongnya sebelum pemilihan dilakukan.
Selain sapi, Rosyid juga mengaku membawa sembako ke Kepulauan Seribu, sembako itu pun tidak dibagikan sebelum pemilihan dilakukan, tetapi setelah pemilihan dilakukan. Ia juga mengaku, pada putaran pertama, tim sukses Ahok-Djarot juga menyiapkan sembako di Kepulauan Seribu. Namun sampai pemilihan dilakukan, paket sembako itu tidak dibagikan.
“Dulu juga ada sembako tapi tidak kami bagikan, itu cuma untuk tim sukses, bukan warga,” tandasnya.
Kabar mengenai sapi itu dibenarkan oleh Musleh, salah satu warga. Ia mengaku ikut memindahkan sapi dari dua mobil truk besar dan satu mobil bak ke dalam kapal sebelum diberangkatkan ke Kepulauan Seribu.
“Total ada 16 sapi,” kata Musleh kepada Tirto, Senin (17/4/2017).
Menurut Musleh, sapi-sapi itu ada yang diturunkan di Pulau Lancang sebanyak 2 ekor dan ke Pulau Tidung sebanyak 3 ekor.
“Terus ke Pulau Panggang, ada seekor sapi yang keseleo, di Pramuka dua ekor dilepas, terakhir di Pulau Kelapa, enam ekor sapi dilepas di sana,” tuturnya.
Menurut pengakuannya, sapi-sapi itu milik Dion, salah seorang pengurus DPD PDI Perjuangan yang dikenalnya.
“Tujuannya sudah jelaslah, sudah mau pemilihan. Nggak perlu lagi ditanya apa tujuannya,” pungkas Musleh.
Menanggapi hal itu, Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Noval Abuzar menilai pengiriman sapi-sapi itu tak beda dengan politik uang, namun dalam bentuk yang berbeda. Dia hanya berharap, sapi-sapi itu tidak mempengaruhi warga dalam memilih gubernur di Pilkada DKI Jakarta.
“Sayangnya Panwaslu tidak mengambil tindakan tegas, ini sudah jelas padahal. Saya berharap ini tidak berpengaruh. Sejauh ini kami masih yakin akan tetap menang di pulau Pramuka,” tandasnya.
Pada pemilihan putaran pertama di Pulau Pramuka, pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapat suara terbanyak dari tiga TPS. Di TPS 06 yang berada di balai warga pulau, Anies berhasil menang dengan perolehan suara 161 suara dari 347 suara. TPS 06 merupakan TPS terdekat dari TPI tempat Ahok menyebut-nyebut Al Maidah.
Di TPS 07 yang berada di gedung Departemen Agama, Anies kalah tipis dari Ahok. Anies hanya memperoleh 142 suara sedangkan Ahok mendapat 143 suara. Di TPS yang lebih jauh dari TPI Ahok menang banyak. Dia memperoleh 156 suara sedangkan Anies hanya 143 suara. Namun jika dihitung keseluruhan suara Anies lebih banyak dari Ahok. Anies mendapat 446 suara sedangkan Ahok hanya 403 suara.
Sementara itu, pada putaran pertama, tim sukses pasangan nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni juga tidak mau kalah memanfaatkan kondisi. Mereka juga mendatangkan calonnya untuk merebut hati pemilih. Sayangnya kunjungan Agus di bulan November itu tidak berbuah banyak. Agus kalah telak di tiga TPS. Di TPS 06 dia mendapat 72 suara, di TPS 07 80 suara dan di TPS mendapat 77 suara.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto