tirto.id - Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan bantuan sosial yang selama ini berbentuk rastra (beras sejahtera) bakal berganti menjadi bantuan pangan non tunai pada 2018. Pemerintah sendiri telah menargetkan 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dapat memperoleh bansos berupa kartu subsidi dengan saldo sebesar Rp110.000,00 tiap bulannya.
Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kemensos, Andi ZA Dulang, mengatakan warga penerima kartu nantinya dapat membeli sejumlah sembako yang masuk dalam cakupan bansos. Adapun macam-macam sembako tersebut ialah beras, telur, minyak goreng, dan gula.
“Meskipun untuk gula memang banyak yang mengkritik karena katanya kurang sehat. Untuk menghilangkan, kita perlu mengedukasi masyarakat karena kebutuhan gula di mereka cukup tinggi,” kata Andi di Hotel Pullman, Jakarta, pada Kamis (24/8/2017) siang.
Sebagai pilihan alternatif gula, Andi mengungkapkan pemerintah telah memperoleh sejumlah masukan untuk mengganti gula dengan kacang-kacangan dan bahkan ikan beku maupun ikan asin.
“Karena hubungannya dengan gizi, perbaikan nutrisi. Sudah ada beberapa masukan apa saja yang harusnya dijual. Nanti dipertimbangkan lagi,” ucap Andi.
Masih dalam kesempatan yang sama, Andi menyampaikan bahwa bahan pangan yang termasuk dalam program bansos hanya dapat dibeli di tiga jenis kios tertentu.
“Ada yang agen bank yang sudah ada dan khusus jualan pangan, namanya e-warung. Lalu ada punyanya Bulog, namanya Rumah Pangan Kita, dan warung yang khusus dibuat untuk orang miskin. Ini semua yang akan jadi penyalur,” jelas Andi.
Menurut Andi, jumlah toko sembako yang telah ditunjuk sampai saat ini ada sebanyak 83.000 unit. Andi pun optimistis jumlah tersebut dapat melayani 10 juta KPM yang akan mendapatkan bansos di 2018, dengan asumsi satu toko bisa melayani sebanyak 100 penerima setiap bulannya.
“Kita juga harus berpikir, makin sedikit yang dilayani, margin mereka akan semakin kecil. Jangan sampai mereka jadi tidak tertarik untuk buka warung,” ungkap Andi.
Adapun untuk skema penyalurannya sendiri diakui Andi masih terus dikaji Kemensos sampai saat ini. Di sisi lain, Andi turut mengungkapkan bahwa pemerintah juga bertekad menguji validitas data penerima bansos.
“Ini sedang kita hitung kesiapannya. Apakah kita mulai dengan Rp6 juta, atau langsung Rp10 juta, ini masih dalam rapat. Tapi anggaran, persiapannya sudah 10 juta (penerima). Kemungkinan di Oktober tahun ini ada keputusan jadwal pelaksanaannya,” tutur Andi lagi.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri