tirto.id - Dua terduga teroris yang ditangkap kepolisian yakni Rinto alias Putra Syuhada dan Panji Kumbara alias Salim Salyo bekerja sendiri dalam rencana aksi teror. Polisi masih mendalami kasus tersebut.
“Kasus ini masih dikembangkan, meskipun mereka lone wolf atau ‘sel tidur’ yang bergerak sendiri, namun dari pihak Densus 88 Antiteror mulai menemukan jejak komunikasi mereka terhadap beberapa orang. Ini akan kami dalami," kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/3/2019)
Ia menambahkan, para lone wolf ini terpapar oleh kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), sehingga Polri berupaya untuk memitigasi dan mengantisipasi agar kelompok mereka tidak melakukan aksi teror, apalagi dalam rangkaian pemilu.
Polisi meringkus Panji di Jalan Arteri Supadio, Gang Parit Sembin 2, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Minggu (10/3) sekitar pukul 15.15 WIB.
Di berniat melakukan amaliyah alias aksi teror dengan merampok bank di Kota Surabaya. Uang itu akan digunakan untuk membeli kebutuhan bom rakitan dan senjata api.
Sedangkan Rinto dicokok di kediamannya di Jalan Sam Ratulangi, Gang Suhada, Kelurahan Penengahan Raya, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, Sabtu (9/3). Ia hendak melakukan amaliyah alias aksi teror di Polda Lampung dan markas polisi di Jakarta.
Editor: Dhita Koesno