tirto.id - Gelombang laut tinggi melanda perairan Kalimantan Barat pada Selasa (13/7) hingga Rabu (14/7). Imbasnya 17 kapal nelayan tenggelam. Di dalam kapal terdapat ratusan orang yang melaut secara terpisah.
Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Pontianak Yopi Haryadi mengatakan pencarian korban dari 17 kapal tenggelam dimulai secara intensif lewat jalur darat, laut dan udara.
"Dari sebanyak itu, delapan unit kapal dinyatakan selesai atau sudah ditemukan, dan sembilan unit kapal dalam pencarian," kata Yopi Haryadi di Pontianak, Minggu (18/7).
Total korban tenggelam 134 orang. Rinciannya 77 orang selamat, 42 orang hilang, 10 orang tewas serta lima korban lain belum teridentifikasi. Jenazah korban tewas telah dievakuasi ke darat.
Yopi menambahkan salah satu kapal yang tenggelam adalah kapal motor CSSK. Kapal itu bertolak dari dermaga pada Minggu (11/7) dan hingga Selasa (13/7). Tiga ABK dilaporkan berada di sekitar Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang. Namun hingga kini mereka belum kembali ke dermaga dan tidak dapat dihubungi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG) disebut sudah memeringatkan nelayan agar tidak melaut karena akan ada gelombang tinggi pada hari nahas tersebut. Namun mereka tetap melaut dan dilaporkan sudah berusaha berlindung dari badai.
Upaya pencarian terus berjalan secara masif. Tim SAR dibantu personel dari TNI AL, TNI AU TNI AD. Tim relawan juga dikerahkan untuk mencari korban.
"Hari ini [Minggu] kami dibantu oleh sebanyak 20 kapal pencarian dari berbagai instansi yang dibagi dalam empat sektor pencarian, kemudian dibantu oleh Lanud Supadio Pontianak dengan mengerahkan satu Heli Super Puma dan satu pesawat Maritim milik TNI AL," katanya.
Editor: Zakki Amali