Menuju konten utama

12.000 Warga Bogor Banjiri Jakarta untuk Demo 4 November

Ketua MUI Kota Bogor Adam Ibrahim menyatakan bahwa sejumlah 12.000 warganya siap menyambangi Jakarta untuk mengikuti demo 4 November.

12.000 Warga Bogor Banjiri Jakarta untuk Demo 4 November
Puluhan ribu massa dari Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah massa dari berbagai ormas lainnya menggelar aksi menolak Ahok di ruas di sekitar Balaikota Jakarta, Jum'at, (14/10). TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Sejumlah 12.000 warga Kabupaten dan Kota Bogor diberitakan telah berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi damai 4 November di Jakarta. Mereka terpantau telah berangkat sejak Kamis, (03/11/2016), malam menggunakan 20 bus atau lewat angkutan umum lainnya secara mandiri.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor Adam Ibrahim. "Saya menerima laporan, warga sudah ada yang berangkat sejak Kamis malam secara mandiri menggunakan kereta, mereka berkumpul di Istiqlal," paparnya kepada Antara.

Para warga Bogor ini berangkat dari beberapa titik dan terjadwal dalam beberapa gelombang. Dari Masjid Raya Bogor, ada tiga pemberangkatan gelombang massa yakni pukul 00.00 WIB dipimpin oleh Ustad Dani, gelombang kedua pukul 05.00 WIB berangkat dipimpin KH Adam Ibrahim dan gelombang ketiga pukul 08.00 WIB akan dipimpin laskar FPI Bogor Raya.

Tidak hanya dari Kota Bogor, warga dari Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor juga ikut mendukung aksi Fatwa MUI dan menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama untuk diproses secara hukum terkait dugaan penistaan agama.

"Dari Kecamatan Leuwisadang ada sembilan bus yang diberangkatkan pukul 03.00 WIB pagi tadi, dan mendapat pengawal dari Polsek setempat," kata A Saepul Hamdi.

Dukungan aksi damai 4 November yang dilakukan umat Muslim terus meluas. Alumni IPB Peduli NKRI menyatakan dukungannya untuk aksi tersebut.

Alumni IPB yang menamakan diri Alumni IPB Peduli NKRI menyampaikan pernyataan sikapnya pernyataan Basuki Tjahaja Purnama atas penistaan agama.

Ada tiga poin penyataan sikap yang disampaikan Alumni IPB Peduli NKRI yakni pertama, mendesak pemerintah memproses dugaan kasus penistaan agama dengan melakukan penyelidikan sesuai proses hukum yang berlaku.

Koordinator Alumni IPB Peduli NKRI Sirod M Rasoma mengatakan, kaum intelektual menilai ada sendi-sendi hukum yang dilawan dengan adanya penistaan agama.

"Desakan ini tidak berlaku hanya untuk Islam saja, tetapi seluruh agama yang diakui oleh negara. Jika hal serupa (penistaan agama) terjadi terhadap agama lain, kami juga akan bereaksi," katanya.

Penyataan sikap kedua Alumni IPB Peduli NKRI mendukung aksi damai 4 November 2016 yang digalang umat Islam dalam rangka menjaga supremasi hukum dan sendi-sendi ideologis bangsa.

Ketiga, menyerukan semua pihak menahan diri dan menjaga stabilitas nasional agar pembangunan tetap dapat dilaksanakan.

Selain itu, mahasiswa dan tenaga pengajar dari STIE Tazkia juga menunda pelaksanaan ujian tengah semester untuk ikut bergabung dengan aksi damai di Jakarta.

Kepolisian dan TNI wilayah Bogor menggelar pasokan dengan sandi "Bogor Adem" melibatkan ratusan personel untuk melakukan pengamanan dan pengawalan aksi warga yang ingin bergabung ke Jakarta.

Kepala Bagian Operasi Polres Bogor Kompol Prasetyo menyebutkan, kepolisian melibatkan 2/3 kekuatannya atau sekitar 700 personel untuk mengawal jalannya aksi, dibantu dari TNI dan bantuan personel dari Polda Jawa Barat sebanyak 100 personel.

"Sesuai arahan Kapolresta, fokus pengamanan VVIP lebih utama mengingat Presiden bertinggal di Kota Bogor," katanya.

Baca juga artikel terkait DEMO 4 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Putu Agung Nara Indra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Putu Agung Nara Indra
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra