tirto.id - Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Provinsi Aceh, Fahmi Ichwansyah mengonfirmasi temuan 11 kasus infeksi COVID-19 varian Delta atau B.1.617.2 di wilayahnya.
"Benar, ada 11 kasus COVID-19 varian delta yang ditemukan di wilayah Aceh," kata Fahmi di Banda Aceh, Rabu (18/8/2021).
Kasus infeksi virus corona varian Delta diketahui berdasarkan pemeriksaan pengurutan genom menyeluruh pada spesimen pasien COVID-19 di Aceh yang dikirim ke Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan di Jakarta.
"Kami belum mengetahui 11 kasus itu sebarannya di mana saja. Kami sedang menunggu surat dari pusat, nanti di situ akan jelas, semua nomor sampel, NIK (Nomor Induk Kependudukan), dan daerahnya dari mana," kata Fahmi.
Fahmi menjelaskan lembaganya sudah beberapa kali mengirim spesimen pasien COVID-19 ke Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta.
Menurut dia, pada tahap pertama ada 23 sampel yang dikirim ke Jakarta dan semuanya tidak menunjukkan adanya infeksi virus Corona varian baru berdasarkan hasil pemeriksaan.
Pada tahap berikutnya, Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh mengirim 49 sampel ke Jakarta dan baru memperoleh hasil pemeriksaan dari enam di antaranya, semuanya tidak menunjukkan adanya infeksi COVID-19 varian baru.
"Baru kami kirim lagi ke Jakarta pada awal Juli 2021 lalu sebanyak 123 sampel. Jadi mungkin yang sekarang ini ditemukan (varian delta) hasil dari sequencing sampel awal Juli itu, ini baru kemungkinannya," kata Fahmi.
Fahmi mengemukakan COVID-19 varian Delta lebih cepat menular dan bisa menimbulkan gejala berat pada orang yang terinfeksi.
Dia meminta warga tidak panik namun mewaspadai persebaran varian Delta dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan. Kalau bisa tetap di rumah, kalau pun harus keluar rumah maka untuk hal-hal penting saja," kata Fahmi.
Editor: Gilang Ramadhan