tirto.id - Maag merupakan penyakit dengan sensasi rasa terbakar di dada bawah, tepat di belakang tulang dada.
Rasa sakit biasanya bertambah parah setelah makan di malam hari, atau saat berbaring atau membungkuk.
Kebanyakan orang dapat menyembuhkan masalah ini dengan membuat perubahan dalam gaya hidup mereka.
Namun, jika masih sering mengalami sakit maag atau justru malah semakin parah, maka Anda perlu memeriksakannya ke petugas kesehatan.
Dikutip laman Times of India, berikut ini hal-hal yang bisa memicu sakit maag:
- Hindari makan berlebihan terutama di malam hari
- Makan terlalu cepat dapat memicu refluks asam
- Berbaring atau tidur setelah makan
- Obesitas juga dapat menyebabkan maag
- Kurangi merokok untuk melawan sakit maag
- Stres dan kecemasan dapat memperburuk masalah sakit maag
- Terlalu banyak konsumsi kafein, alkohol, makanan pedas, cokelat, produk berbasis tomat, peppermint dan minuman berkarbonasi.
Gejala sakit maag
Sakit maag dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang luar biasa dan itu dimulai ketika asam lambung naik ke dalam tabung yang menghubungkan bagian belakang tenggorokan dan perut Anda.
Menurut situs Cleveland Clinic, beberapa tanda umum atau gejala sakit maag yang bisa dirasakan adalah sebagai berikut:
- Perasaan terbakar di dada yang berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
- Nyeri di dada saat membungkuk atau berbaring.
- Sensasi terbakar di tenggorokan.
- Kesulitan dalam menelan.
- Rasa asam atau asin di bagian belakang tenggorokan.
Obat Rumahan yang Efektif untuk Sakit Maag
Mengobati sakit maag sebenarnya bisa dilakukan dengan menggunakan obat-obatan alami yang mudah dan gampang ditemui di rumah, di bawah ini beberapa di antaranya:
1. Pisang matang
Makan pisang matang karena memiliki jumlah potasium yang baik untuk melawan asam lambung yang menyebabkan ketidaknyamanan. Pastikan untuk memilih pisang yang sudah matang.
2. Permen karet rendah gula
Kunyah permen karet bebas gula karena bisa meningkatkan produksi air liur. Air liur membantu dalam menelan sehingga menjaga kadar asam tetap rendah dan memecahkan masalah maag.
3. Pertahankan bagan makanan untuk menghindari makanan pemicu
Kenali makanan yang memicu masalah mulas. Ini dapat dilakukan secara sistematis dengan menyiapkan bagan makanan.
Beberapa makanan yang bisa memicu sakit maag antara lain:
- Bawang.
- Buah sitrus.
- Makanan tinggi lemak.
- Tomat.
- Produk berbahan dasar tomat.
- Alkohol.
- Jus jeruk.
- Minuman berkafein.
- Minuman berkarbonasi.
Makan dalam jumlah besar dan tanpa berpikir memberi tekanan pada katup yang menyebabkan keasaman. Karena itu, makanlah dalam jumlah kecil dan kunyah makanan secara perlahan.
5. Hindari pakaian yang ketat
Ikat pinggang, pakaian, dan pakaian dalam yang ketat memberi tekanan pada perut sehingga memperparah gejala maag.
6. Makan lebih awal
Makanlah 3 jam sebelum tidur, karena berbaring dengan perut penuh dapat memicu rasa mulas dan maag.
7. Cari posisi tidur yang tepat
Cobalah untuk tidur miring ke kiri karena membantu pencernaan dan mencegah refluks asam di perut. Kepala dan dada Anda harus lebih tinggi dari kaki saat tidur.
8. Menjaga berat badan sehat
Cobalah untuk menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan, karena berat badan ekstra memberi tekanan ekstra juga pada perut sehingga menyebabkan risiko maag.
9.Berhenti merokok
Berhenti merokok, karena merokok mengurangi jumlah produksi air liur sehingga membentuk asam di lambung.
10. Rencanakan olahraga untuk menghindari maag
Tunggu setidaknya dua jam setelah makan sebelum berolahraga. Jika Anda berolahraga lebih cepat, maka dapat memicu sakit maag.
Anda juga harus minum banyak air sebelum dan selama berolahraga. Air membantu pencernaan dan mencegah dehidrasi.
Tindakan pencegahan dalam kasus maag yang parah
Dalam beberapa kasus, maag bisa menjadi peringatan dari beberapa penyakit serius.
Jika obat-obatan dikonsumsi secara teratur tanpa resep dokter untuk meredakan sakit maag, maka sebaiknya dihindari, karena obat ini dapat mengganggu obat lain.
Akan lebih tepat jika Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan pengobatan apa yang cocok untuk Anda.
Editor: Yantina Debora