tirto.id - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendukung langkah Damri menerapkan sistem tiket elektronik atau e-ticketing. Ketua YLKI, Tulus Abadi mengatakan e-ticketing sejalan dengan semangat perlindungan konsumen.
Meskipun sempat diterpa penolakan oleh pemogokan supir Damri, Tulus menjelaskan hal ini tak seharusnya dipermasalahkan. Ia menyatakan kebijakan Damri ini justru menunjukkan adanya peningkatan layanan kepada konsumen.
“Langkah manajemen Damri untuk melakukan reformasi dalam pelayanan, salah satu wujudnya adalah e-ticketing. Bagaimana pun e-ticketing adalah instrumen untuk meningkatkan pelayanan pada konsumen,” ucap Tulus dalam keterangan tertulis yang dikonfirmasi reporter Tirto pada Senin (8/7/2019).
Tulus mengatakan alasan ini pun membuatnya agak kurang menyetujui aksi mogok sopir Damri. Menurutnya, aksi mogok ini bisa jadi kontraproduktif karena tuntutannya untuk tetap memberlakukan kenek atau helper dihidupkan lagi, dikhawatirkan malah berujung pada pelanggaran hak konsumen.
Apalagi, kata Tulus, manajemen Damri sudah menjelaskan bahwa keberadaan helper tidak dihapuskan dan hanya berganti posisi menjadi hanya di terminal keberangkatan atau di bandara saja. Lalu keberadaan helper untuk posisi di dalam bus tetap diberlakukan meski hanya di jam-jam sibuk.
YLKI, kata Tulus, pun meminta manajemen untuk meningkatkan pelayanan sehingga tidak hanya berhenti pada e-ticketing saja. Tulus menyebutkan data aduan YLKI pada pengguna bus juga ternyata didominasi oleh masalah akses free wi-fi dan bus yang sudah tua.
“Menurut pengamatan YLKI dan pengaduan konsumen, akses free wifi sering dimatikan, dan armada bus yang sudah mulai menua,” ucap Tulus.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin menjelaskan bahwa manajemen telah mencapai titik temu terkait penerapan kebijakan helper. Setia memastikan bahwa layanan helper tidak pernah dimatikan kendati perusahaannya tengah mengembangkan e-ticketing.
Ia mengaku sempat menawarkan agar 90 dari total 300 helper yang lulus tes perusahaan untuk bekerja sebagai pegawai tetap di Damri. Namun, katanya, mereka menolak. Alhasil Damri, kata Setia, akan bekerja sama dengan perusahaan outsourcing untuk mengisi peran helper yang mengundurkan diri.
“Titik temu antara manajemen Damri dengan pengemudi yang demo kemarin sebenarnya sudah dicapai, yaitu jumlah helper off board akan ditambah dan untuk rute sibuk akan diberikan helper on board,” ucap Setia seperti dikutip dari Antara.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri