tirto.id - Yarsagumba dikenal sebagai viagra dari Himalaya. Yarsagumba adalah jamur yang dipercaya memiliki manfaat dalam peningkatan libido atau obat kuat. Selain itu jamur ini juga dipercaya sebagai anti-penuaan.
Yarsagumba (Cordyceps) adalah genus jamur parasit yang tumbuh pada larva serangga. Dari sekitar 400 spesies Cordyceps yang ditemukan, dua spesies telah menjadi fokus penelitian kesehatan: Cordyceps sinensis dan Cordyceps militaris.
Dilansir The Conversation, jamur ajaib ini dipopulerkan secara luas pada 1990-an, ketika seorang pelari Cina yang memakannya memecahkan dua rekor dunia. Sejak itu, penelitian tentang jamur ulat ini meningkat.
Dalam bahasa Cina, Yarsagumba disebut dong chong xia cao yang berarti "cacing musim dingin, rumput musim panas". Dinamakan seperti itu karena selama musim dingin Yarsagumba muncul seperti cacing dan di musim panas mirip tanaman.
Yarsagumba memiliki banyak manfaat, para peneliti telah menemukan beberapa khasiat dari tanaman ini yang mampu menjadi solusi bagi kesehatan kita. Berikut beberapa 6 manfaat Yarsagumba, seperti dilansir Healthline.
1. Meningkatkan tenaga saat berolahraga
Cordyceps meningkatkan produksi molekul adenosine triphosphate (ATP) tubuh, yang penting untuk menyalurkan energi ke otot. Hal ini dapat mengefektifkan tubuh dalam menggunakan oksigen, terutama selama berolahraga.
Dalam sebuah studi, para peneliti menguji efek jamur ini pada kapasitas olahraga di 30 orang dewasa yang sehat menggunakan sepeda stasioner. Peserta dibagi dua, yaitu peserta yang menerima 3 gram per hari dari strain sintetis Cordyceps yang disebut CS-4 dan peserta yang meminum pil plasebo selama enam minggu.
Pada akhir penelitian, VO2 max (Volume Maksimal Oksigen yang diproduksi tubuh) telah meningkat sebesar 7 persen pada peserta yang telah menggunakan CS-4, sedangkan peserta yang diberi pil plasebo menunjukkan tidak ada perubahan.
Dalam studi lainnya juga menemukan efek campuran jamur Cordyceps-containing pada kinerja olahraga pada orang dewasa yang lebih muda selama seminggu menghasilkan peningkatan VO2 max telah sebesar 11 persen. Namun, penelitian saat ini menunjukkan Cordyceps tidak efektif untuk meningkatkan kinerja olahraga pada atlet terlatih
2. Anti-penuaan
Para lansia secara tradisional menggunakan Cordyceps untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan kekuatan dan dorongan seks. Para peneliti percaya kandungan antioksidan mereka dapat menjelaskan potensi anti-penuaan.
Beberapa penelitiantelah menemukan, Cordyceps meningkatkan antioksidan pada tikus tua, membantu meningkatkan daya ingat dan fungsi seksual. Antioksidan adalah molekul yang melawan kerusakan sel dengan menetralkan radikal bebas, yang dapat berkontribusi terhadap penyakit dan penuaan.
Studi lain menemukan, Cordyceps memperpanjang umur lalat buah. Namun, tidak diketahui apakah Cordyceps memiliki manfaat anti-penuaan yang sama pada manusia.
3. Kemungkinan mencegah tumor
Potensi Cordyceps untuk memperlambat pertumbuhan tumor telah menghasilkan minat yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Para peneliti percaya jamur dapat memberikan efek anti-tumor dalam beberapa cara.
Dalam penelitian tabung reaksi, Cordyceps terbukti menghambat pertumbuhan berbagai jenis sel kanker manusia, termasuk kanker paru-paru, usus besar, kulit, dan hati.
Studi pada tikus juga menunjukkan, Cordyceps memiliki efek anti-tumor pada limfoma, melanoma dan kanker paru-paru. Cordyceps juga dapat membalikkan efek samping yang terkait dengan berbagai bentuk terapi kanker.
Salah satu efek samping ini adalah leukopenia, suatu kondisi di mana jumlah sel darah putih (leukosit) menurun, menurunkan pertahanan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi.
Namun, penting untuk dicatat, studi ini dilakukan pada hewan dan tabung reaksi, bukan pada manusia. Efek Cordyceps pada leukopenia dan pertumbuhan tumor pada manusia belum diketahui secara pasti, sehingga para ahli kesehatan saat ini tidak dapat menarik kesimpulan.
4. Menangani diabetes tipe 2
Cordyceps mengandung jenis gula khusus yang dapat membantu mengobati diabetes, penyakit di mana tubuh tidak memproduksi atau merespons hormon insulin yang biasanya mengangkut glukosa gula ke dalam sel tubuh kita.
Menariknya, Cordyceps dapat menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat dengan meniru aksi insulin. Dalam beberapa penelitian pada tikus diabetes, Cordyceps telah terbukti menurunkan kadar gula darah. Beberapa bukti menunjukkan mereka juga dapat menangani penyakit ginjal, komplikasi diabetes yang umum.
Dalam ulasan 22 studi termasuk 1.746 orang dengan penyakit ginjal kronis, mereka yang menggunakan suplemen Cordyceps mengalami peningkatan fungsi ginjal kembali. Namun, belum bisa dipastikan secara jelas khasiat ini berlaku untuk manusia.
5. Memelihara kesehatan jantung
Cordyceps disetujui di Cina untuk pengobatan aritmia atau suatu kondisi di mana detak jantung terlalu lambat, terlalu cepat atau tidak teratur.
Sebuah penelitian menemukan, Cordyceps secara signifikan mengurangi cedera jantung pada tikus dengan penyakit ginjal kronis. Luka pada jantung akibat penyakit ginjal kronis dianggap meningkatkan risiko gagal jantung, sehingga mengurangi cedera ini dapat membantu menghindari hasil ini.
Para peneliti menghubungkan temuan ini dengan kandungan adenosin Cordyceps. Adenosine adalah senyawa alami yang memiliki efek perlindungan jantung. Selain tu, Cordyceps juga memiliki efek menguntungkan pada kadar kolesterol .
6. Membantu memerangi peradangan
Cordyceps membantu melawan peradangan di dalam tubuh. Penelitian telah menunjukkan, ketika sel-sel manusia terkena Cordyceps, protein khusus yang meningkatkan peradangan di dalam tubuh menjadi tertekan.
Berkat efek potensial ini, para peneliti percaya Cordyceps dapat berfungsi sebagai suplemen atau obat anti-inflamasi yang bermanfaat. Bahkan, Cordyceps telah terbukti mengurangi peradangan pada saluran udara tikus, menjadikannya terapi potensial untuk asma.
Penulis: Febriansyah
Editor: Dipna Videlia Putsanra