Menuju konten utama

Water of Gold, Film dari Nigeria yang Dipakai untuk Melawan Korupsi

Selain bersifat menghibur, ternyata film bisa mengubah perilaku seseorang, bahkan untuk melawan korupsi.

Water of Gold, Film dari Nigeria yang Dipakai untuk Melawan Korupsi
Ilustrasi penonton film di bioskop. FOTO/Istock

tirto.id - Water of Gold, sebuah film dari Nigeria mungkin tidak mendapat penghargaan dari Academy Award. Tapi, film ini setidaknya telah memengaruhi penontonnya untuk secara signifikan lebih mungkin melaporkan korupsi yang terjadi di negaranya.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian dari para peneliti MIT. Berangkat dari pertanyaan besar mengenai apakah media, seperti film, dapat mengubah norma sosial dan memerangi korupsi.

Dalam kasus Water of Gold di Nigeria, film ini jelas dapat mengubah perilaku penontonnya.

Water of Gold adalah film "Nollywood" (istilah untuk industri film Nigeria, terbesar ketiga di dunia), yang berlatar di Delta Niger dan bercerita tentang kehidupan dua orang bersaudara.

Satu saudara lelaki, Natufe, adalah nelayan yang miskin, sementara satunya Priye, orang yang telah kaya dalam bisnis.

Diceritakan Priye kembali ke kampung halamannya dan menjadi politisi yang korup. Hal itu membuat Natufe kecewa.

Dalam satu adegan yang berlangsung lima menit, Natufe dan aktivis lokal lainnya menyiapkan rencana untuk pelaporan korupsi melalui pesan teks.

Seperti yang ditemukan para peneliti, Water of Gold memang meningkatkan sikap positif untuk melaporkan peristiwa korupsi di antara penontonnya.

"Ketika kami menambahkan adegan tambahan dalam film itu, kami mendapati lebih banyak orang yang melaporkan," kata Rebecca Littman, yang menulis penelitian.

Dalam penelitian diperlihatkan bahwa efek film ini memacu 240 orang di 106 komunitas kecil untuk mengirimkan secara konkret, laporan spesifik korupsi selama periode tujuh bulan.

Hal ini merupakan peningkatan yang benar-benar nyata dibandingkan dengan dua kampanye nasional yang hanya menghasilkan 140 laporan per tahun, di negara berpenduduk 174 juta orang.

“Dengan menggabungkan SMS dengan film, secara psikologis lebih mudah, untuk mencoba hal baru ini," kata Littman.

Penelitian yang diterbitkan di Science Advances ini menayangkan film Water of Gold 106 tempat. Para peneliti meluncurkan dua versi film yaitu yang asli dan film yang berfungsi sebagai placebo.

Kedua versi film juga disertai dengan sistem baru untuk melaporkan korupsi melalui pesan teks, yang ditampilkan pada kemasan film yaitu di awal, tengah, dan akhir film.

Segera setelah membagikan film-film itu, para peneliti kemudian mengirimkan ledakan pesan teks massal di setiap komunitas, kepada semua pelanggan penyedia ponsel utama, sehingga orang hanya perlu menjawab untuk melaporkan korupsi.

Dalam makalahnya, para peneliti menyebut film itu telah menjadi "intervensi norma," yang dirancang untuk mengubah opini publik tentang standar sipil.

Teks-teks tersebut adalah apa yang mereka sebut sebagai "campur tangan dorongan," dimaksudkan untuk mengurangi kesulitan logistik yang dirasakan dari pelaporan korupsi.

Perubahan norma yang dihasilkan oleh film ini membuat orang merasa bahwa melaporkan korupsi adalah bagian rutin dari menjadi warga negara yang baik.

Jika orang belum menemukan orang lain di komunitas mereka yang berbicara menentang korupsi, film tersebut masuk untuk memberikan contoh.

Jumlah laporan korupsi yang dihasilkan eksperimen penelitian ini telah secara signifikan berhasil dibandingkan dengan dua kampanye empat tahun, yang berlangsung dari 2011 hingga 2015, yang dilakukan oleh sepasang organisasi, Integrity Nigeria dan BribeNigeria.com, yang bergabung untuk mengumpulkan 385 laporan.

"Saya pikir orang terkejut bahwa kampanye itu benar-benar berhasil," kata Littman seperti dilansir MIT News.

Baca juga artikel terkait SINOPSIS FILM atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Febriansyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo