tirto.id - Warga Pulau Galang menolak recana pemerintah Indonesia yang akan membangun rumah sakit khusus Corona COVID-19. Lokasi RS khusus tersebut terletak di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Ketua Ikatan Keluarga Rempang Galang, Herman menolak di kampungnya ada RS khusus penyakit menular karena warga baru tahu setelah ada kunjungan dari Panglima TNI, kemarin.
"Ini sangat membahayakan. Mungkin tuan-tuan setelah habis tugas, balik ke kampung masing-masing. Kami balik ke mana, ini tempat kami lahir. Ini yang membuat kami risau," kata dia, dalam sosialisasi pembangunan RS khusus yang digelar Pemkot Batam, Kamis (5/3/2020), dikutip dari Antara.
Usulan pembangunan RS khusus berasal dari Presiden Joko Widodo. Kemudian, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menindaklanjuti. Rumah sakit khusus tersebut ditarget rampung sebulan.
"Intinya kami masyarakat Galang tidak setuju dan tidak sependapat dengan keputusan Presiden," imbuh Herman.
Warga dari kampung Sijantung juga menyampaikan ketidaksetujuannya, sehingga menawarkan pulau lain untuk rumah sakit khusus. Letak lokasi bekas kamp pengungsi Vietnam dikelilingi pemukilan, di antaranya Dapur 3, Karas, dan Sijantung. Bangunan bekas kamp juga terhubung dengan lima jembatan dari Pulau Batam.
"Kalau dapat jangan di Kamp Vietnam, Pulau lain banyak yang besar," kata warga Sijantung.
Warga lainnya berbeda pendapat. Menurut Ahmad Sulaiman pemerintah tak akan mencelakan warga, sehingga penularan penyakit dapat diantisipasi. Ia mendukung pembangunan RS khusus tersebut.
"Pemerintah mengkaji, pemerintah tidak akan berikan penyakit pada masyarakat," ujar dia.
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menyebut, akan menampung seluruh aspirasi dalam sosialisasi tersebut.
"Tentu kita bahas dalam tim terbatas. Di tingkat ini komunikasi dengan pengambil kebijakan, Danrem, Kapolda," ungkapnya.
Ia mengaku akan mempertimbangkan usulan warga terkait lokasi RS khusus tersebut berada di luar Pulau Galang.
"Semua akan diteruskan, semua saran dan masukan akan diteruskan ke pengambil keputusan," imbuh dia.
Lokasi calon RS khusus tersebut terdapat bangunan yang digunakan para pengungsi Vietnam pada 1979-1996. Bangunan-bangunan yang sudah ada di lokasi tersebut akan direhab menjadi rumah sakit yang berkapasitas kurang lebih untuk seribu pasien dan semuanya akan dibuat sesuai dengan aturan atau protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh WHO.
Pulau Galang dipilih sebagai tempat pembangunan rumah sakit penanganan dan observasi penyakit menular dengan pertimbangan bahwa Bandara Udara Internasional Hang Nadim Batam lebih dekat dan bisa didarati oleh pesawat kecil maupun pesawat berbadan lebar.
Jarak dari bandara Hang Nadim menuju Pulau Galang memakan waktu satu jam lima belas menit serta sudah mempunyai fasilitas air bersih, listrik dan bangunan-bangunan.
Penulis: Zakki Amali
Editor: Abdul Aziz