tirto.id -
"Saya dengar kabar dari anak dan famili saya di wilayah Gayam bahwa di Kalianda airnya naik. Makanya langsung mengungsi ke dataran tinggi," kata seorang warga, Khodijah di Kalianda, Rabu (27/12/2018) malam.
Di sepanjang Jalan Pariwisata, Dusun Merak Belantung warga berlalu lalang mengantar dan menjemput anak istri dan keluarganya serta mengangkut barang-barang yang bisa dibawa menggunakan sepeda motor.
Khodijah bersama anaknya juga sedang bersiap menyusul warga lainnya mengungsi ke dataran tinggi, meskipun rumahnya termasuk jauh dari perairan laut Merak Belantung. Ia mengaku tidak mau mengambil resiko.
"Saya juga mau mengungsi, biasanya warga di sini mengungsi di gunung, sekitar satu jam dari lokasi pemukiman," kata dia.
Sejumlah rumah yang berada di sepanjang Jalan Pariwisata, Desa Merak Belantung terlihat sepi dan pintu-pintunya dalam keadaan tertutup. Sama sekali tidak terlihat aktivitas di lokasi. Tidak ada pula anak-anak yang bermain di halaman rumah seperti biasanya.
Di lokasi terlihat juga warung nasi maupun warung kelontong yang berada di depan rumah dalam keadaan tertutup
Namun, para relawan tampak berlomba membantu masyarakat seperti membersihkan puing-puing reruntuhan.
Di Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, berbagai lokasi wisata juga tutup sementara usai tsunami Selat Sunda yang melanda wilayah Lampung dan Banten.
Tercatat yang tutup di antaranya Pantai Embe, Pantai Krakatau, Pantai Beo, Pantai Sampenan, Marina, Tapak Kera, dan lain-lain.
Kawasan wisata hutan bakau di wilayah itu juga tutup total dan tidak berpenghuni.
Dari beberapa wilayah pantai yang terdampak langsung oleh tsunami, Pantai Embe (Merak Belantung) termasuk yang mengalami rusak parah akibat terjangan tsunami.
Beberapa pondok di pinggir laut hancur hingga terbawa ke tepi jalan, juga kapal-kapal nelayan terbawa ke pinggir jalan.
Menurut keterangan Rizal, seorang warga setempat, air ketika itu tinggi dan menyambar serta merusak fasilitas beberapa kawasan wisata pantai yang ada.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri