Menuju konten utama

Wagub Bali Minta Masyarakat Tenang Setelah Meletusnya Gunung Agung

Sudikerta mengingatkan masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana untuk mengutamakan keselamatan diri daripada harta benda.

Wagub Bali Minta Masyarakat Tenang Setelah Meletusnya Gunung Agung
Asap kelabu menyembur dari puncak Gunung Agung terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (22/11/2017). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

tirto.id - Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Ketut Sudikerta mengimbau masyarakat di Kabupaten Karangasem untuk tetap tenang di tengah situasi Gunung Agung yang sempat meletus pada Selasa (21/11/2017) sore dengan menyemburkan abu vulkanik.

Hal tersebut diungkapkan Sudikerta di sela-sela menghadiri acara penyerahan penghargaan Adhyasta Prajaniti di Inspektorat Bali, di Denpasar, Rabu (22/11/2017). “Kami mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan berhati-hati terhadap siaga bencana Gunung Agung ini,” kata dia.

Menurut Sudikerta, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali juga telah berada di sana untuk terus memantau perkembangan aktivitas gunung tertinggi di Pulau Dewata. Ia meminta agar masyarakat tenang karena bencana tersebut tidak bisa dihindari.

“Tetapi jangan terlalu khawatir berlebihan, kita tetap harus siaga bencana,” kata dia.

Sudikerta pun mengingatkan masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana (KRB) mengutamakan keselamatan diri daripada harta benda dalam menghadapi kemungkinan terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung.

Terkait dengan logistik pengungsi, lanjut Sudikerta, juga tidak ada persoalan karena sampai saat ini masih tetap berjalan. Pihaknya telah kembali berkoordinasi dengan Bulog dan Bupati Karangasem.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menganalisis status Gunung Agung setelah menyemburkan abu vulkanik ketika gunung berapi itu berada pada level III atau siaga pada Selasa (21/11/2017) sekitar pukul 17.05 Wita.

"Perubahan status tergantung data pemantauan, tidak dapat kami prediksi, " kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana.

Menurut Devy, status gunung berapi dari level siaga menjadi awas tidak hanya ditentukan dari aktivitas penyemburan abu vulkanik, tetapi mempertimbangkan parameter lain di antaranya tingkat kegempaan dan perubahan tubuh gunung atau deformasi.

Letusan yang terjadi pada Selasa kemarin memiliki tipe "freatik" atau terjadi karena adanya uap air bertekanan tinggi terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke dalam tanah di dalam kawah kemudian kontak langsung dengan magma.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz