tirto.id - Perburuan terus dilancarkan di seantero Venezuela sejak Senin (7/8/2017) untuk menangkap orang-orang yang menyerang sebuah pangkalan angkatan darat yang terjadi sehari sebelumnya.
TV negara menyiarkan gambar-gambar para tertuduh yang meloloskan diri dengan membawa senjata setelah terjadi baku tembak dengan tentara.
Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah sidang pertama sebuah lembaga legislatif baru yang dibentuk Presiden Nicolas Maduro. Menurut para penentangnya, lembaga itu justru akan memperkuat kediktatoran Maduro setelah aksi-aksi protes berlangsung berbulan-bulan di negara kaya minyak itu tetapi mengalami kesulitan secara ekonomi.
Mereka yang menyerang pangkalan dekat kota Valencia itu mengatakan bahwa operasi mereka bertujuan untuk memulai pemberontakan terhadap Maduro yang berhaluan kiri.
Baca juga: Venezuela Klaim Gagalkan Upaya Kudeta Militer di Valencia
Sejak percobaan kudeta militer itu, tak ada lagi serangan-serangan, dan protes-protes anti Maduro di Valencia segera surut. Namun, muncul para peretas yang menyerang puluhan laman negara untuk menunjukkan dukungan mereka atas serangan tersebut.
Menteri Pertahanan Vladimir Padrino mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa dua di antara para pemberontak yang menyerang pangkalan tersebut telah ditembak mati dan delapan orang ditangkap. Sekitar 10 orang masih buron.
"Kelompok ini melakukan tindakan seperti penjahat atau tak sesuai dengan prinsip-prinsip patriotik. Mereka beroperasi seperti tentara bayaran yang memperoleh uang dari kelompok-kelompok sayap kanan ekstrem di Miami," kata dia sebagaimana dikutip dari Antara.
Pemimpin serangan itu ialah Juan Carlos Caguaripano, mantan seorang kapten Garda Nasional. Juga terlibat dalam serangan itu ialah seorang letnan satu angkatan darat, yang ditangkap, dan sekelompok warga sipil yang meloloskan diri bersama Caguaripano.
"Mereka berusaha kabur. Sebuah operasi khusus telah dimulai untuk memburu dan menangkap mereka," kata Padrino, dengan menambahkan bahwa tiga personel tentara cedera dalam baku tembak menjelang fajar pada Minggu (6/8/2017)
Baca juga:
- Venezuela Krisis, Oposisi Makin Agresif terhadap Maduro
- AS Jatuhkan Sanksi Finansial pada Presiden Venezuela
Sekitar 2.000 pendukung pemerintah berpawai di Caracas untuk menunjukkan dukungan mereka bagi majelis konstituen yang dipilih delapan hari lalu kendati pembentukannya dikritik oleh negara-negara di kawasan dan internasional.
Lebih 120 orang telah meninggal dalam protes-protes anti pemerintah sejak April. Maduro menyatakan majelis itu merupakan harapan perdamaian satu-satunya bagi negara tapi banyak orang Venezuela mengatakan tak memiliki pilihan demokratis untuk menentang presiden itu.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari