tirto.id - Jadwal J.League musim ini untuk seluruh divisi, kembali mengalami penundaan karena pandemi corona COVID-19. Kompetisi teratas, J1 League baru dimulai pada 9 Mei 2020. Di seluruh Jepang sendiri, update penyebaran corona hingga Rabu (25/3/2020) mencapai 1.160 kasus positif COVID-19 dengan 43 orang meninggal.
Dalam rilis J.League pada Kamis (26/3), disebutkan terjadi kesepakatan seluruh member komite eksekutif kompetisi tersebut yang meliputi lima hal, yaitu memperpanjang penundaan laga, menentukan tanggal kick-off kompetisi kembali, memastikan aturan kepadatan penonton, menentukan kerapatan penontoon, dan pengekangan sukarela.
J.League awalnya hendak kembali diputar pada 3 April 2020, tetapi dipastikan penundaan kompetisi akan dilanjutkan. Alasannya adalah, persiapan yang dibutuhkan untuk menghadapi penonton pertandingan, salah satunya berupa ketersediaan termometer untuk laga di J1, J2, dan J3.
J.League memutuskan untuk menyusun ulang jadwal dimulainya kembali kompetisi di J1, J2, dan J3 dengan asumsi pandemi corona COVID-19 mereda. Dalam hal ini, J3 League akan dimulai lebih cepat pada 25 April, diikuti J2 pada 2 Mei, dan terakhir J1 pada 9 Mei.
"Saat kami bisa menggelar pertandingan J3, semua anggota J.LEAGUE akan bekerja sama untuk mendukung kecekatan klub J1 dan J2 dalam mengelola persiapan laga. Untuk J2, kami bertujuan menggulirkannya kembali pada Sabtu, 2 Mei. Adapun J1, kami bertujuan untuk melanjutkannya mulai Sabtu, 9 Mei," keterangan J.League.
Meskipun J.League menyiapkan ancang-ancang kompetisi diputar kembali, dipastikan stadion tidak akan diisi lebih dari 50 persen total kapasitas. Selain itu, patokan tanggal kompetisi digelar lagi bukanlah patokan yang tidak dapat diganggu-gugat.
"Kami bertujuan untuk melanjutkan kompetisi pada 25 April (untuk J3), 2 Mei (untuk J2), dan 9 Mei (untuk J1), tetapi kami masih berada di titik yang tidak dapat diprediksi dengan perubahan situasi penyebaran COVID-19.Jika pemerintah atau administrasi apa pun meminta pengekangan sukarela, kami akan fleksibel dalam memutuskan untuk menggelar laga tanpa penonton atau mengubah jadwal," tambah J.League.
Berdasarkan statistik Kementerian Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang pada Rabu (25/3/2020) tercatat ada 1.160 kasus positif virus corona di negara tersebut. Jumlah ini bertambah 65 kasus dibandingkan hari sebelumnya. 113 kasus terlihat tanpa gejala, sedangkan 1.039 kasus positif lainnya ditandai dengan gejala.
Dari angka itu, jumlah kematian mencapai 43 orang atau bertambah satu dibandingkan hari sebelumnya.
Jika melihat secara global, berdasarkan statistik Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University kasus positif COVID-19 di Jepang tidak masuk ke dalam 20 besar dunia. Kasus terbanyak terjadi di Cina (81.285 kasus), Italia (74.386 kasus), Amerika Serikat (69.219 kasus), Spanyol (49.515 kasus), diikuti Jerman (39.355 kasus) dan Iran (27.017 kasus).
Dari jumlah kematian, Italia adalah negara dengan jumlah orang meninggal karena corona terbanyak dengan 7.503 orang, dilanjutkan Spanyol (3.647 orang), Cina (3.287 orang), Iran (2.077 orang), lalu Perancis (1.331 orang) dan Amerika Serikat (1.054 kasus).
Editor: Agung DH