tirto.id - Update informasi dampak gempa Cianjur terbaru dan terkini hingga Selasa (22/11/2022) setidaknya sudah 162 orang dilaporkan meninggal dunia berdasarkan informasi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Senin malam dan lebih dari 300 orang mengalami luka-luka.
Namun, pada Selasa (22/11/2022) pagi pukul 05.21, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D. menegaskan bahwa jumlah korban yang dikonfirmasi meninggal jumlahnya adalah 62 orang.
"Selamat pagi, data tervalidasi di BNPB masih di angka 62 sesuai rilis 834.
Kami sudah crosscheck surat tersebut, dari BPBD menyampaikan tambahan 100 korban MD belum bisa diverifikasi. Apabila ada perubahan data akan kami update lebih lanjut," tegasnya dalam pesan singkat yang diterima redaksi Tirto.
Jumlah korban meninggal ini memang sempat simpang siur, lantaran pada Selasa (22/11/2022) sempat foto sebuah surat yang tertulis jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur mendapai 162 orang dan luka-luka lebih dari 300 orang.
Sementara itu, dilansir dari laman resmi BNPB, update data terbaru yang dirilis pada Selasa, 22 November 2022 08:34 WIB berdasarkan pemutakhiran data sementara yang berhasil dihimpun, untuk wilayah Kabupaten Cianjur, korban meninggal dunia 62 jiwa, 92 orang luka-luka dan 5.405 warga mengungsi ke beberapa titik. Kerugian infrastruktur 3.257 unit rumah alami kerusakan.
Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Bandung terdapat satu orang yang mengalami luka sedang dan satu kepala keluarga / lima jiwa terdampak.
Kemudian Kabupaten Sukabumi sebanyak 641 kepala keluarga terdampak, delapan di antaranya mengungsi, dan tercatat satu orang luka berat serta sembilan orang luka ringan. Selain itu dilaporkan pula bahwa terdapat 641 unit rumah alami kerusakan.
Lantas, di Kabupaten Bogor dilaporkan sebanyak 19 KK / 78 jiwa terdampak, empat di antaranya mengungsi dan dua orang alami luka ringan. Lima belas unit rumah alami rusak ringan dan lima unit rumah alami rusak sedang.
Sementara itu, untuk penanganan para korban gempa di Cianjur dilakukan di tiga rumah sakit, yakni RSUD Sayang Cianjur, RSUD Cimacan, dan RS Bhayangkara Polri Cianjur.
Namun, menurut Ridwan Kamil, para korban diupayakan juga untuk ditangani di rumah sakit wilayah lain seperti di Sukabumi atau Bandung guna menghindari penanganan medis di luar ruangan. Pasalnya di RSUD Cianjur para korban ditangani di tempat parkir menggunakan tenda untuk mengantisipasi gempa susulan.
"Di beberapa titik lokasi karena cuaca gelap, lampu mati, akses terputus, diduga masih ada warga yang hilang dan terperangkap ambruk, sehingga kami menduga jumlah korban akan bertambah dalam hitungan waktu," kata Ridwan Kamil.
Apa penyebab Indonesia rawan gempa?
Sementara itu, Indonesia memang terkenal berada di ring of fire atau cincin api pasifik yang merupakan pertemuan antara tiga lempeng tektonik dunia seperti Lempeng Indo-Austalia, Lempeng Eurasia dan Lempek Pasifik serta rangkaian gunung berapi sepanjang 40.000 km dan situs aktif seismik yang membentang di Samudra Pasifik.
Sehingga Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk daftar rawan terhadap bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi hingga tsunami.
Lantas, sekitar 90 persen dari gempa bumi yang terjadi dan 80 persen dari gempa bumi terbesar di dunia terjadi di sepanjang wilayah cincin api yang bila bertemu dapat menghasilkan tumpukan energi.
Di sekitar pertemuan tiga lempeng inilah sering kali terjadi akumulasi energi berupa tabrakan hingga akhirnya tidak sanggup lagi menahan tumpukan energi dan akhirnya energi tersebut dilepas dalam bentuk gempa bumi.
Lantas, apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa bumi dan di mana tempat berlindung yang paling aman saat terjadi gempa?
Apa yang harus dilakukan saat gempa?
Saat terjadi gempa, ada beberapa langkah yang harus Anda pahami agar bisa selamat dari dampak gempa. Dilansir dari laman Kemkes, berikut beberapa langkah yang harus Anda lakukan saat terjadi gempa bumi, di antaranya,
- Berlindung di bawah meja yang kokoh untuk menghindari diri dari benda-benda yang mungkin akan jatuh seperti atap atau benda berbahaya lainnya.
- Melindungi kepala dengan menggunakan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu.
- Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
- Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng atau material lain. Tetap lindungi kepala anda dan segera menuju ke lapangan terbuka.
- Jangan berdiri di dekat tiang, pohon atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh.
- Pilihlah menggunakan tangga darurat untuk melakukan evakuasi keluar bangunan. Apabila sedang berada di dalam elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone untuk melakukan panggilan kepada pengelola gedung.
- Kenali bagian bangunan gedung atau rumah yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan untuk berlindung.
- Ikuti instruksi evakuasi dari pengelola, penjaga, atau petugas yang berwenang.
Editor: Iswara N Raditya