tirto.id - Dampak pandemi virus corona COVID-19 berpengaruh pada jadwal liga-liga domestik di seluruh dunia. Hal ini membuat FIFA menyiapkan alternatif untuk mengubah jadwal bursa transfer dan perpanjangan durasi kontrak pemain yang habis pada 30 Juni 2020.
Berdasarkan data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) John Hopkins University hingga Kamis (26/3/2020), total terdapat 537.042 kasus positif COVID-19 di seluruh dunia, dengan 24.110 kematian dan 123.268 pasien dinyatakan sembuh.
Lima negara dengan kasus positif corona COVID-19 terbanyak hingga Kamis (26/3) adalah Amerika Serikat (85.991 kasus), Cina (81.828 kasus), Italia (80.598 kasus), Spanyol (57.786 kasus), dan Jerman (47.278 kasus).
Sementara itu, lima negara dengan kematian terbanyak karena pengaruh corona adalah Italia (8.215 orang), Spanyol (4.365 orang), Cina (3.174 kasus), Iran (2.234 kasus), dan Perancis (1.696 kasus).
Pengaruh pandemi corona ini ke dunia sepak bola demikian jelas dengan tertundanya berbagai liga, baik di level domestik, kontinental, maupun internasional. Piala Eropa 2020 dan Copa America 2020 terpaksa diundur hingga setahun.
Terkait hal ini, FIFA pada Rabu (18/3/2020) pekan lalu membentuk kelompok kerja khusus, Coronavirus Working Group. Kelompok kerja ini sudah merilis dokumen internal, yang disebut Reuters, di antaranya membahas soal kontrak pemain dan pelatih, juga rekomendasi perubahan jendela transfer.
"Pekerjaan ini telah dimulai dan akan dilanjutkan dengan berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan utama (dalam sepak bila), termasuk konfederasi, asosiasi anggota, klub, liga dan pemain," keterangan FIFA tentang Coronavirus Working Group.
Secara keseluruhan, kelompok kerja khusus ini menilai pentingnya penentuan batas akhir musim yang berbeda, lebih panjang daripada batas akhir biasa, yaitu pada 30 Juni 2020. Berpatokan pada hal ini, maka pembahasan kontrak pemain dan jendela transfer akan lebih mudah.
Kontrak pemain akan disesuaikan dengan batas akhir terbaru, sedangkan jendela transfer bakal bergeser, mengikuti awal musim baru.
"Dalam hal terjadi musim yang tumpang tindih dan/atau periode pendaftaran yang bersinggungan, kecuali semua pihak menyetujui sebaliknya, prioritas harus diberikan kepada klub terdahulu (sang pemain) untuk melengkapi musim mereka dengan skuad asli, untuk menjaga integritas liga domestik," bunyi salah satu isi dokumen Coronavirus Working Group dikutip Reuters.
Jika rekomendasi kelompok kerja ini diterapkan, hal tersebut bakal menguntungkan liga-liga domestik di Eropa yang hingga kini belum memiliki kepastian kapan menyelesaikan sisa musim kompetisi. Serie A, dengan negara yang berstatus memiliki kasus positif terbanyak di Eropa, belum menentukan sikap.
Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora, meragukan jika Serie A bisa bergulir kembali pada awal Mei 2020. Ia bahkan membuka opsi kompetisi baru selesai pada Juli atau Agustus.
"Keputusan akhir akan jatuh ke tangan FIGC, tetapi hampir mustahil kompetisi dilanjutkan pada awal Mei. Federasi mungkin memutuskan untuk menunda pertandingan sampai akhir musim panas, saya telah membaca saran tentang (akhir musim pada) Juli dan Agustus, tetapi situasinya rumit," kata Spadafora.
Editor: Iswara N Raditya