tirto.id -
Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 710 pasien meninggal dunia dan 9.408 dinyatakan telah sembuh dari COVID-19.
"Sampai dengan hari ini kami laporkan, 597 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.925 orang melakukan isolasi diri di rumah," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Dwi Oktavia di Gedung Balai Kota DKI, Jakarta Pusat.
Sementara untuk Orang Dalam Pemantauan (OPD) sebanyak 397 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yaitu 821 orang.
Dia menerangkan Pemprov DKI telah meningkatkan kapasitas pemeriksaan metode RT-PCR, dengan membangun Laboratorium Satelit COVID-19. Mengelola sebagian besar lahan RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan sejak 9 April 2020 dan membangun jejaring dengan 45 laboratorium pemeriksa COVID-19.
Pada 12 Juli 2020 kemarin, telah dilakukan tes PCR terhadap 3.429 orang, sehingga secara kumulatif terdapat 399.249 sampel yang telah diperiksa. Dari sejumlah data tersebut, 2.893 diantaranya dilakukan tes untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru.
"Hasilnya hasil 279 positif dan 2.614 negatif," ucapnya.
Dia menjelaskan Testing Rate pada pemeriksaan PCR di Jakarta yang dilakukan sejak 1 Maret 2020 adalah 26.632 tes per 1 juta penduduk. Dalam periode 1 minggu terakhir yaitu 6 - 12 Juli 2020 telah dilakukan 3.569 tes per 1 juta penduduk per minggu. Jumlah ini telah melebihi target World Health Organization (WHO) 1.000 tes per 1 juta penduduk per minggu.
Namun kata dia, positivity rate (PR) testing PCR seminggu terakhir yaitu 5,5 persen. Angka itu melebihi standar dari WHO yang idealnya berkisar kurang dari 5 persen.
"Untuk itu, perlu kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam memutus mata rantai penularan COVID-19," ucapnya.
Selain itu, Pemprov DKI juga telah melakukan rapid test di 6 wilayah Kota / Kabupaten Administrasi Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP). Totalnya, sebanyak 269.380 orang telah melakukan tes cepat.
Dari hasil rapid tes, persentase positif COVID-19 sebesar 3,4 persen, dengan total 9.229 orang dinyatakan reaktif dan 260.151 orang dinyatakan non-reaktif.
"Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR, dan apabila hasilnya positif, dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah," jelas dia.
Kemudian sejak tanggal 4 Juni, Dinkes DKI Jakarta telah mengeluarkan surat edaran untuk Puskesmas melakukan Active Case Finding dan terus melakukan Contact Tracing. Puskesmas menyisir pasar, tempat umum, RW rawan di pemukiman yang diperkirakan terdapat penularan kasus berdasarkan perhitungan epidemologi.
Pasalnya 55 persen dari pasien positif yang ditemukan adalah orang tanpa gejala (OTG). Untuk itu, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat tetap melakukan protokol 3M Lawan COVID seperti memakai masker dengan benar, menjaga jarak aman 1-2 meter, dan mencuci tangan sesering mungkin.
Selain itu, juga tetap menjaga protokol PSBB transisi dengan menjaga kapasitas ruangan 50 persen dan pastikan keluar rumah dalam kondisi sehat. Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta juga mengapresiasi kantor yang memberlakukan 50 persen Work from Office.
Jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tetap melakukan pengawasan ketaatan di berbagai tatanan, seperti mal, objek wisata, dan pasar.
"COVID-19 masih ada di sekitar kita, maka kita perlu terus waspada dengan saling mengingatkan kepada keluarga dan orang-orang di sekitar kita untuk tetap melakukan protokol 3M lawan COVID," jelas dia.
Pemprov DKI Jakarta juga masih membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi COVID-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB).
Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai. Informasi lengkap seputar KSBB dapat melalui situs https://corona.jakarta.go.id/kolaborasi.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Reja Hidayat