tirto.id - Update kasus Corona dan perkembangan varian Omicron di Dunia kembali dilaporkan pada hari ini, Rabu, 23 Februari 2022, baik kasus positif, kasus kematian, kasus sembuh, dan kasus aktif.
Data Worldometers pada Rabu (23/2/2022) per pukul 08.49 WIB melaporkan, total kasus positif Covid-19 secara global telah mencapai 427.958.361.
Dari jumlah itu, kasus kematian terkonfirmasi sebanyak 5.924.000 orang, dan kasus sembuh menjadi 2.587.600 pasien.
Untuk kasus aktif, saat ini telah mengalami penurunan dibanding hari-hari sebelumnya yang sempat berada di angka 70 juta ke atas, kini totalnya menjadi 66.195.743 kasus aktif dari seluruh negara yang terkena wabah SARS-CoV-2.
Berikut daftar catatan 10 negara dengan kasus Corona terbanyak di dunia pada hari ini:
1. Amerika Serikat: 80.268.648 kasus positif, 963.320 kasus kematian, 52.148.322 kesembuhan, dan 27.157.006 kasus aktif.
2. India: 42.865.431 kasus positif, 512.652 kasus kematian, 42.178.214 kesembuhan, dan 174.565 kasus aktif.
3. Brasil: 28.351.876 kasus positif, 645.534 kasus kematian, 25.505.984 kesembuhan, dan 2.200.358 kasus aktif.
4. Prancis: 22.401.406 kasus positif, 137.276 kasus kematian, 19.740.327 kesembuhan, dan 2.523.803 kasus aktif.
5. Inggris: 18.695.449 kasus positif, 160.815 kasus kematian, 16.918.511 kesembuhan, dan 1.616.123 kasus aktif.
6. Rusia: 15.657.928 kasus positif, 347.031 kasus kematian, 12.657.025 kesembuhan, dan 2.653.872 kasus aktif.
7. Jerman: 13.872.762 kasus positif, 122.369 kasus kematian, 10.031.200 kesembuhan, dan 3.719.193 kasus aktif.
8. Turki: 13.675.581 kasus positif, 92.990 kasus kematian, 12.853.899 kesembuhan, dan 728.692 kasus aktif.
9. Italia: 12.554.596 kasus positif, 153.512 kasus kematian, 11.109.291 kesembuhan, dan 1.291.793 kasus aktif.
10. Spanyol: 10.880.194 kasus positif, 98.635 kasus kematian, 8.876.996 kesembuhan, dan 1.904.563 kasus aktif.
Update Covid-19 & Omicron Indonesia
Indonesia masih ada di urutan ke-17 sebagai negara dengan kasus Corona tertinggi di dunia, yakni 5.289.414 kasus positif.
Laporan Satgas Covid-19 hingga Selasa kemarin (22/2/2022) menyebutkan, jumlah ini diperoleh setelah bertambahnya 57.491 kasus harian baru, yang didominasi varian Omicron.
Kasus baru di Tanah Air angkanya kembali mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Padahal sehari sebelumnya, kasus harian baru 34.418.
Pada kasus kematian juga bertambah menjadi 146.798 orang, setelah ada penambahan 257 orang meninggal dunia dalam sehari terakhir.
Sementara kasus kesembuhan jumlahnya mencapai 4.593.185 orang, dengan tambahan pasien sembuh baru sebanyak 38.474 orang.
Kasus aktif saat ini dari seluruh daerah Indonesia adalah 549.431, di mana dari jumlah kasus tersebut, 2.807 pasien berada dalam kondisi yang serius atau kritis.
Peningkatan Kasus COVID-19 di Daerah Terus Meningkat
Dikutip Antara, kasus Covid-19 di daerah atau tepatnya di luar wilayah Pulau Jawa dan Bali terus mengalami peningkatan.
"Perlu saya tekankan saat ini kita perlu waspada secara menyeluruh sebab data menunjukkan telah terjadi pergeseran tren kasus ke provinsi di luar Jawa, Bali," kata Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito.
Menurutnya, meskipun secara nasional kasus COVID-19 terus meningkat, namun kenaikan di provinsi luar Jawa dan Bali lebih cepat dan signifikan sehingga meningkatkan kontribusi pada jumlah kasus nasional.
Kasus mingguan di provinsi luar Jawa-Bali pada akhir Januari, imbuh Wiku, hanya sekitar 600 kasus, sedangkan saat ini sudah meningkat menjadi 95 ribu kasus.
"Kasus mingguan di luar Jawa-Bali hanya sekitar 600 kasus pada akhir Januari lalu dan sekarang angkanya meningkat tajam menjadi 95 ribu kasus," tukasnya.
Kementerian Kesehatan RI juga melaporkan bahwa jumlah kasus Omicron di Indonesia berdasarkan hasil deteksi acak hingga saat ini berjumlah 5.227 kasus yang didominasi transmisi lokal.
"Kalau total kasus Omicron yang sudah kita deteksi ada 5.227 kasus, di mana 1.879 adalah kasus yang dibawa pelaku perjalanan luar negeri dan 3.200-an lainnya adalah transmisi lokal yang terjadi di masyarakat," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi.
Nadia mengatakan, tidak semua kasus positif COVID-19 di Indonesia dilakukan pemeriksaan kasus Omicron melalui metode whole genom sekuensing (WGS).
"Temuan varian Omicron oleh pemerintah dilakukan secara sampel acak yang diambil dari kasus positif untuk kemudian menentukan dari sampel acak tadi berapa banyak atau jenis apa saja varian yang beredar," katanya.
Menurut Nadia, hingga saat ini 90 persen dari sampel acak yang dikirimkan untuk dilakukan pemeriksaan WGS merupakan varian Omicron.
Update Omicron Dunia
WHO Khawatirkan Kurangnya Pengujian Pengawasan COVID-19
Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Selasa menyatakan keprihatinan tentang pengurangan pengujian dan pengawasan virus corona di negara-negara di seluruh dunia, dengan mengatakan pemantauan tetap penting.
“Kita perlu bersikap strategis tentang ini, tetapi kita tidak bisa mengabaikannya. Dan yang tidak ingin kami lihat adalah pembongkaran sistem pengawasan yang telah diberlakukan untuk Covid-19 ini,” kata ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove seperti diwartakan The Washington Post.
Meskipun infeksi global telah turun sekitar 20 persen minggu ini dibandingkan dengan minggu lalu, dia mengatakan penurunan itu mungkin tidak nyata, karena pengurangan pengujian.
Van Kerkhove memiliki peringatan yang sama tentang kematian, sekitar 68.000 kematian dilaporkan minggu lalu, mewakili sedikit penurunan.
Omicron telah menjadi varian dominan, melampaui delta. WHO memperkirakan lebih banyak varian muncul ketika virus terus beredar, meskipun mereka tidak tahu apakah varian di masa depan akan lebih atau kurang parah atau menular. Untuk alasan itu, pengujian tetap penting.
“Sekarang bukan waktunya untuk melepaskan segalanya,” kata Van Kerkhove. “Kita harus sangat berhati-hati dengan apa yang sedang dilakukan, karena kita harus membatasi penyebarannya.”
Editor: Iswara N Raditya