tirto.id - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang digelar pada awal tahun ajaran baru 2022/2023 dilakukan untuk mengenalkan kepada siswa, apa saja yang ada di lingkungan sekolah baru mereka.
Pengenalan program serta sarana dan prasarana sekolah, cara belajar di sekolah baru, dan juga penanaman konsep pengenalan diri dan pembinaan kultur sekolah.
Sebelumnya, MPLS dikenal dengan istilah MOS atau Masa Orientasi Sekolah yang sering berkonotasi negatif dan diisi berbagai kegiatan yang kurang bermanfaat bagi siswa baru. Misalnya saja perpeloncoan, ajang pamer kekuasaan bagi siswa yang lebih tua, serta permainan tidak mendidik.
MPLS meniadakan semua hal negatif tersebut dan diganti dengan hal positif yang berkaitan pembinaan karakter siswa, sesuai dengan yang ditekankan dalam kurikulum 2013. Tujuannya adalah mendukung proses belajar mengajar yang akan dilalui oleh para siswa nantinya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar, Tarsa menyatakan hal senada terkait MPLS yang berlangsung pada Senin-Rabu tanggal 17 – 19 Juli 2022 di wilayahnya.
“Kami meminta agar sekolah memfasilitasi dengan baik, tidak ada kekerasan, tidak ada penekanan batin, dan anak dapat dibimbing sebaik-baiknya,” laman jatengprov.go.id melansir.
Salah satu materi pada MPLS yang diberikan kepada para siswa baru mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA sederajat adalah Pendidikan Karakter dan nilai-nilainya.
Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter (character education) atau kerap disebut juga dengan penguatan pendidikan moral (moral education) dianggap sangat relevan dengan kondisi anak-anak dan remaja saat ini.
Maraknya krisis moral yang tampak dari tingginya angka pergaulan bebas, kekerasan yang dilakukan anak usia sekolah, kejahatan terhadap teman sebaya, pencurian, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat terlarang, pornografi serta kejahatan lain adalah hal yang memprihatinkan.
Menurut Suyanto (2009), definisi Pendidikan Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
Sementara itu Thomas Lickona menganggap Pendidikan Karakter sebagai suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan tindakan melakukan perbuatan kebaikan.
Sedangkan jika ditinjau dari pengertian Pendidikan karakter rmenurut Kamus Psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).
Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter
Terdapat 18 nilai-nilai yang terkandung dalam Pendidikan Karakter, seperti merujuk pada Panduan Materi MPLS yang dirilis oleh Dapodik, yakni:
1. Religius,
2. Jujur,
3. Toleransi,
4. Disiplin,
5. Kerja Keras,
6. Kreatif,
7. Mandiri,
8. Demokratis,
9. Rasa Ingin Tahu,
10. Semangat Kebangsaan,
11. Cinta tanah air,
12. Menghargai prestasi,
13. Bersahabat/komunikatif,
14. Cinta Damai,
15. Gemar membaca,
16. Peduli lingkungan,
17. Peduli sosial, dan
18. Tanggung jawab.
Sedangkan pilar-pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur yang universal dan juga sebaiknya diberikan kepada para siswa dalam masa MPLS adalah:
- Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
- Karakter kemandirian dan tanggungjawab
- Karakter kejujuran/amanah, diplomatis
- Karakter hormat dan santun
- Karakter dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;
- Karakter percaya diri dan pekerja keras
- Karakter kepemimpinan dan keadilan
- Karakter baik dan rendah hati, dan
- Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dipna Videlia Putsanra