Menuju konten utama

UNBK 2018 di NTT Hanya Diikuti 328 dari 801 SMA/SMK

Sejumlah 328 dari total 801 sekolah tingkat SMA/SMK dan sederajat di NTT siap menghadapi UNBK

UNBK 2018 di NTT Hanya Diikuti 328 dari 801 SMA/SMK
Sejumlah pelajar SMA Negeri 3 Denpasar mengikuti simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Denpasar, Bali, Rabu (7/2/2018). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

tirto.id - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur Johanna Lisapaly mengemukakan, sebanyak 328 dari total 801 sekolah tingkat SMA/SMK dan sederajat di provinsi setempat siap menghadapi ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tahun 2018.

"Jumlah sekolah SMK/SMA yang mengikuti UNBK ini naik cukup signifikan lebih dari 200 persen sejak tahun 2016 lalu," kata Johanna Lisapaly saat dihubungi Antara di Kupang, Senin (5/3/2017) dilansir Antara.

Johanna menjelaskan, keseluruhan jumlah SMA/SMK dan sederajat di provinsi itu yang mengikuti UN sebanyak 801 sekolah dari total sebanyak 840 sekolah. Ia juga menyebut terdapat sekitar sembilan sekolah yang tidak mengikuti UN.

Itu berarti masih sekolah-sekolah baru yang belum ada rombongan belajar kelas III-nya," katanya.

Ia juga menuturkan bahwa jumlah sekolah yang bisa mengikuti UNBK di provinsi berbasiskan kepulauan itu menunjukkan progres pertumbuhan yang cukup signifikan karena naik lebih dari 200 persen dalam dua tahun terakhir.

Kondisi itu, lanjutnya, sejalan dengan dukungan kesiapan sekolah serta alokasi bantuan fasilitas berupa komputer dari pemerintah pusat maupun anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

"Seperti dalam tahun ini ada alokasi DAU (Dana Alokasi Umum) dari APBD untuk pengadaan komputer sektiar 40 sampai 50 sekolah," katanya.

Mantan Asisten I Setda NTT itu mengakui, memang masih banyak sekolah di provinsi itu yang dihadapi dengan keterbatasan fasilitas seperti komputer maupun infrastruktur jaringan komunikasi dan kelistrikan terutama di daerah-daerah pelosok.

Untuk itu pihaknya mendorong agar program 100 persen desa berlistrik terus melaju sehingga jaringan komunikasi pun bisa masuk hingga ke daerah pelosok.

Johanna juga menuturkan bahwa pemerintah terus mendorong agar pada tahun-tahun mendatang semua sekolah di daerah setempat bisa melaksanakan UNBK, mengingat nilai positifnya jauh lebih baik terutama dari aspek penghematan biaya. Selain itu, objektivitas hasil ujian dari para peserta didik juga lebih terjamin karena semunya menggunakan sistem komputerisasi.

"Kalau ujian nasional kertas pensil (UNPK) kan butuh biaya cetak kertas, distribusi, pengamanan, dan sebagainya," lanjutnya.

Baca juga artikel terkait UNBK 2018

tirto.id - Pendidikan
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani