Menuju konten utama
Piala Asia 2023

Tuan Rumah Piala Asia 2023: Kenapa Indonesia Gagal Terpilih?

Komite Eksekutif AFC resmi menunjuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Asia 2023. Lantas, kenapa Indonesia gagal terpilih?

Tuan Rumah Piala Asia 2023: Kenapa Indonesia Gagal Terpilih?
Pesepak bola Timnas Indonesia Marc Klok (kiri) melakukan tendangan penalti ke arah gawang Timnas Kuwait dalam laga perdana Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 di Stadion Internasional Jaber Al Ahmad, Kuwait, Rabu (8/6/2022). ANTARA FOTO/Humas PSSI/app/tom.

tirto.id - Piala Asia 2023 dijadwalkan berlangsung mulai 16 Juni hingga 16 Juli 2023. Komite Eksekutif Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) resmi menunjuk Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara AFC Asian Cup 2023. Lantas, kenapa Indonesia gagal terpilih?

Pada 4 Juni 2019 lalu, AFC sebenarnya sudah mengumumkan bahwa hak penyelenggaraan Piala Asia 2023 diberikan kepada China. Akan tetapi, Negeri Jiran urung jadi penyelenggara karena kondisi pandemi Covid-19 yang belum mereda, ditambah adanya kebijakan Zero-Covid yang diterapkan pemerintah setempat.

Hal itu membuat AFC membuka kembali slot penawaran untuk negara-negara yang tertarik menjadi tuan rumah Piala Asia 2023. Terdapat 4 negara yang saat itu mengajukan diri yakni Australia, Korea Selatan, Indonesia, dan Qatar.

Namun, pada 2 September 2022 lalu Australia mengumumkan bahwa mereka mengundurkan diri sebagai kandidat. Hingga tenggat waktu pengumuman, jumlah negara yang menawarkan diri tersisa 3, yakni Indonesia, Qatar, dan Korea Selatan.

Tuan Rumah Piala Asia 2023: Kenapa Indonesia Gagal Terpilih?

Pengumuman tuan rumah penyelenggara Piala Asia 2023 dilakukan pada Senin, 17 Oktober 2022, melalui agenda rapat Komite Eksekutif AFC ke-11. Sesuai hasil rapat tersebut, Qatar resmi ditunjuk sebagai penyelenggara, menyingkirkan 2 kandidat lain yakni Indonesia dan Korea Selatan.

“Atas nama AFC dan keluarga sepak bola Asia, saya ingin mengucapkan selamat kepada Asosiasi Sepak Bola Qatar karena telah diumumkan untuk menjadi tuan rumah AFC Asian Cup edisi mendatang [2023]," kata Presiden AFC Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa, dikutip dari laman resmi AFC.

Menurut Shaikh Salman, keputusan untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah telah didasarkan pada beberapa indikator yang objektif. Salah satu faktor pendukungnya adalah rekam jejak Qatar yang cukup bagus dalam penyelenggaraan event-event olahraga pada masa lalu.

"Kemampuan dan rekam jejak Qatar dalam menyelenggarakan acara olahraga internasional besar dan perhatian mereka yang cermat terhadap detail sangat dikagumi di seluruh dunia," imbuhnya.

Qatar bisa dibilang cukup berpengalaman menjadi penyelenggara AFC Asian Cup. Sebelumnya, mereka sudah pernah menjadi tuan rumah gelaran Piala Asia edisi tahun 1988 dan 2011.

Selain penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Asia 2023, rapat yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, tersebut juga memutuskan calon penyelenggara untuk edisi 2027 mendatang.

Komite Eksekutif AFC menyatakan bahwa kandidat tuan rumah Piala Asia edisi 2027 mengerucut pada 2 nama, yakni Federasi Sepak Bola Seluruh India (AIFF) dan Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF).

Keputusan dalam rapat tersebut secara otomatis memupus harapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah gelaran AFC Asian Cup dalam 2 edisi beruntun. Mereka tidak hanya gagal terpilih sebagai penyelenggara Piala Asia 2023 tetapi juga edisi berikutnya yang dijadwalkan berlangsung pada 2027 mendatang.

Namun, Indonesia tidak perlu begitu kecewa. Sebab, mereka telah ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan event olahraga yang lebih besar, yakni Piala Dunia U20 2023. Kejuaraan sepak bola dunia untuk kelompok usia di bawah 20 tahun tersebut diagendakan berlangsung mulai 20 Mei hingga 11 Juni 2023.

Indonesia tidak terpilih sebagai penyelenggara Piala Asia 2023 karena dianggap terlalu riskan. Pasalnya, jarak waktu gelaran Asian Cup 2023 dan Piala Dunia U20 2023 terlalu mepet.

Apalagi, sepak bola Indonesia saat ini masih berduka selepas Tragedi Kanjuruhan yang meregang ratusan nyawa pada 30 Oktober 2022 lalu. Kejadian tersebut membuat FIFA menginstruksikan agar pemerintah Indonesia melakukan pembenahan terhadap sistem sepak bolanya.

"Itu memang kehilangan yang menyakitkan, dan hati serta dukungan kami untuk keluarga dan teman-teman para korban dan Persatuan Sepak Bola Indonesia," ungkap Shaikh Salman, merespons tragedi sepak bola yang terjadi di Indonesia.

Baca juga artikel terkait SEPAK BOLA atau tulisan lainnya dari Fadli Nasrudin

tirto.id - Olahraga
Penulis: Fadli Nasrudin
Editor: Iswara N Raditya