tirto.id -
Ia juga mengungkapkan bahwa Gubernur-Wakil Gubernur Anies-Sandi tak pernah menginstruksikan bawahannya untuk mengganti nama halte yang menjadi pengingat tragedi penembakan mahasiswa pada tahun 1998 itu.
Di sejumlah media, ia menyampaikan kekecewaannya atas sikap Pemprov DKI yang disebut telah mengganti nama halte Grogol 12 Mei Reformasi menjadi halte Transjakarta Grogol.
Wibowo menjelaskan, penamaan halte Transjakarta depan kampus Trisakti itu awalnya memang halte Grogol I dan Grogol II karena letaknya memang di jalan raya wilayah Grogol, Petamburan, Jakarta Barat.
Namun, pada 2013, Pemprov DKI Jakarta menerima usulan sejumlah mahasiswa dan dosen Trisakti untuk mengubah nama halte tersebut menjadi halte 12 Mei Reformasi.
"Jadi dulu namanya halte Grogol. Tapi sekarang kan Halte reformasi enggak ada penggantian nama," imbuh Bowo.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang waktu itu masih menjabat wakil gubernur meresmikan nama baru halte itu bertepatan dengan hari pahlawan, tanggal 10 November, di tahun yang sama.
Menurut Ahok, para mahasiswa yang gugur pada 12 Mei 1998 di dekat kampus Trisakti merupakan pahlawan yang membawa demokrasi di Indonesia menjadi lebih baik.
"Kalau tidak ada reformasi, ya enggak mungkin ada Jokowi-Ahok di DKI ini. Nggak ada pemilihan langsung juga," kata Ahok usai meresmikan Halte Grogol 12 Mei Reformasi (10/11/2013).
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri