tirto.id - Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) hingga Juni 2024 melonjak hingga 226,54 persen secara tahunan (year on year/yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta.
Dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST juga mengalami pertumbuhan hingga 67,79 persen (yoy) mencapai 785,95 juta transaksi.
Pada saat yang sama, transaksi digital banking menembus 5,36 miliar atau tumbuh 34,49 persen (yoy). Sedangkan transaksi uang elektronik tumbuh 39,24 persen (yoy) mencapai 3,96 miliar transaksi.
“Dari sisi nilai besar, transaksi BI-RTGS meningkat 13,42 persen (yoy) sehingga mencapai Rp42.008,08 triliun,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juli 2024, Rabu (17/7/2024).
Di saat pembayaran digital melonjak, transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM justru mengalami penurunan 8,42 persen menjadi 1,76 miliar transaksi. Meski begitu, transaksi menggunakan kartu kredit masih mencatatkan pertumbuhan 20,92 persen (yoy) mencapai 114,31 juta transaksi.
“Dari sisi pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 6,61 persen (yoy) menjadi Rp1.057,8 triliun,” lanjut Perry.
Sementara itu, pertumbuhan pengguna QRIS tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga di beberapa negara yang sudah menjalin kerja sama pembayaran berbasis QR Code (QRIS Cross-Border). Dengan baru-baru ini, BI menandatangani Nota Kesepahaman (NK) bersama Uni Emirat Arab (UEA), setelah sebelumnya dengan Korea Selatan.
Sementara saat ini QRIS sudah bisa digunakan di Thailand, Malaysia, dan Singapura.
“Dalam waktu dekat, kita akan ada QRIS Cross Border dengan India, Korea, Jepang, dan UEA. Jadi tunggu tanggal mainnya, nanti teman-teman bisa beli tteokbokki, sushi, dan kari pakai QRIS," ujar Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta pada kesempatan yang sama.
Dia juga melaporkan terjadi peningkatan penggunaan QRIS antar negara. Ada dua jenis penggunaan QRIS, secara inbound, yakni turis mancanegara yang belanja menggunakan QRIS di Indonesia, dan secara outbound, yakni orang Indonesia yang belanja memakai QRIS di luar negeri.
“(Transaksi) Indonesia dengan Thailand ada peningkatan transaksi 13 persen mtm (secara bulanan) dan volume terbesar ada di area DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sementara kalau untuk Indonesia, ini saya bicara yang inbound dari turis asing ke Indonesia,” imbuh Filianingsih.
Adapun transaksi dari turis Singapura di Indonesia meningkat 28 persen (mtm), dengan lokasi di Jakarta dan Riau. Sedangkan transaksi dari turis Malaysia naik 8 persen (mtm), dengan lokasi di Jakarta dan Jawa Barat.
"Ini ada tren peningkatan QRIS antar negara yang terus berlanjut. Jadi perkembangannya untuk koridor (pembayaran digital) Indonesia yang sekarang sudah berjalan, yaitu dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura," ujar dia.
Sebaliknya, secara outbound, turis Indonesia yang melakukan transaksi menggunakan QRIS di Thailand meningkat 9 persen (mtm) dan di Malaysia meningkat 4 persen (mtm). Namun, penggunaan QRIS di Singapura turun sebesar 12% (mtm).
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Bayu Septianto