tirto.id - CEO AirAsia, Tony Fernandes mundur dari jabatannya sebagai pemimpin eksekutif di maskapai yang berbasis di Malaysia itu usai pihak berwenang Inggris melakukan penyelidikan terkait suap Airbus di perusahaan yang berbasis di Malaysia itu.
Dikutip dari Financial Times Selasa (4/2/2020), AirAsia dalam pernyataannya mengatakan tak hanay Fernandes yang melepaskan jabatannya tetapi juga pemimpin eksekutif Kamarudin Meranun mundur.
Dalam perdagangan hari ini, saham AirAsia anjlok lebih dari 5 persen pada pembukaan perdagangan. Saham AirAsia juga jatuh lebih dari 10 persen di Kuala Lumpur pada perdagangan Senin (3/2/2020) usai Kantor Serious Fraud Inggris menerbitkan rincian penyelidikan soal penyuapan tersebut.
Dikutip dari Reuters, pembayaran uang suap tersebut mencapai 50 juta dolar AS untuk memenangkan pesanan pesawat dari AirAsia.
Dalam pernyataan bersama, Fernandes dan Kamarudin membantah tuduhan melakukan kesalahan atau kesalahan sebagai direktur AirAsia.
"Kami tidak akan merugikan perusahaan yang kami bangun sepanjang hidup kami untuk mendapatkan status global mereka saat ini," kata mereka.
Terkait kasus suap ini, sebuah komite yang terdiri dari anggota non-eksekutif dewan AirAsia akan meninjau tuduhan tersebut dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Namun Fernandes, salah satu eksekutif AirAsia, dan Kamarudin akan tetap menjadi penasihat perusahaan, mengingat keadaan ekonomi sulit saat ini yang dihadapi industri penerbangan, menurut pernyataan perusahaan.
Eksekutif senior perusahaan Tharumalingam Kanagalingam akan menjadi CEO AirAsia menggantikan Tony Fernandes.
Komisi Sekuritas Malaysia mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya juga akan memeriksa apakah AirAsia melanggar hukum sekuritas.
Editor: Agung DH