Menuju konten utama

Tol Solo-Ngawi Beroperasi Mulai Lebaran 2017

Tol Solo-Ngawi ditargetkan bisa beroperasi tanpa tarif mulai Lebaran 2017 mendatang.

Tol Solo-Ngawi Beroperasi Mulai Lebaran 2017
Presiden Joko Widodo (tengah) menjawab pertanyaan wartawan setelah meninjau pembangunan jalan tol Solo-Kertosono di Waru, Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (15/10). Presiden Joko Widodo berharap pembangunan jalan tol trans Jawa dari barat hingga timur dengan panjang 1.200 kilometer dapat terhubung pada tahun 2019 mendatang. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho.

tirto.id - Proyek infrastruktur Tol Solo-Ngawi sepanjang 90,25 km ditargetkan bisa beroperasi tanpa tarif mulai Lebaran 2017 mendatang atau sekitar bulan Juni-Juli. Sementara untuk penyelesaian pembangunan secara menyeluruh ditarget rampung pada Oktober 2017.

David Wijayatno selaku Dirut PT Solo Ngawi Jaya, anak usaha PT Jasa Marga Tbk, Jumat (11/10/2016), menyampaikan bahwa tol itu ditargetkan bisa berkontribusi pada arus mudik dan balik Lebaran 2017 sekitar akhir Juni.

"Ya. Targetnya seperti itu," katanya.

David menjelaskan, dari total panjang jalan tersebut, 20,9 km dibangun oleh pemerintah, sedangkan perseroan membangun 69,35 km dan direncanakan selesai selama 22 bulan atau Juli 2017.

David menyebut, proses konstruksi ruas tersebut terbagi dua paket yakni paket 1 Karanganyar-Mantingan 35,15 km dan paket 2 Mantingan-Ngawi 34,20 km.

"Progres keduanya untuk fisik sekitar 44 persen yang terbagi 56 persen paket 1 dan 34 persen paket 2. Sedangkan untuk bagian pemerintah sudah 90 persen," katanya.

David menerangkan kendala teknis untuk proses konstruksi ruas tersebut secara umum tidak ada karena kontur jalan tol Solo-Ngawi datar dan tidak lewati perbukitan. Demikian pula dengan pembebasan lahan sudah tuntas dengan capaian 98 persen untuk bagian pemerintah dan 92 persen pada kedua paket.

"Kendala signifikan hanya pada proses pembebasan lahan tersisa yakni klasifikasi tanah wakaf yang koordinasinya hingga ke Kementerian Agama dan perlu waktu 1-2 tahun, tanah kas desa hingga lahan instansi pemerintah lainnya," katanya.

Namun, David optimistis, permasalahan tersebut bisa diselesaikan. Ia juga akan menempuh upaya hukum untuk membebaskan lahan milik masyarakat yang belum ada titik temu harga meski sudah hasil dari lembaga penilai independen.

"Upaya hukum sesuai UU 2/2012 adalah konsinyasi atau menitipkan nilai harga di pengadilan untuk mendapatkan putusan pengadilan apakah harga itu sesuai atau tidak, " katanya.

Dia menyebutkan, pekan depan akan konsinyasi di Pengadilan Negeri Ngawi untuk 35 bidang lahan seluas 4,1 ha dengan nilai sekitar Rp18 miliar.

"Tiga puluh hari sejak didaftarkan ke PN Ngawi baru akan ada keputusan. Hasil ketok palu hakim mengikat kedua pihak dan sambil menunggu keputusan sela hakim, kami bersiap eksekusi lahannya, " katanya.

Proyek tol senilai Rp4 triliun tersebut, merupakan bagian dari Proyek Jalan Tol Solo-Kertosono sepanjang 178 km yang terdiri ruas Solo-Ngawi 90,25 km dan ruas Ngawi-Kertosono 88,35 km.

Jalan Tol Solo-Kertosono merupakan bagian dari target penyelesaian Jalan Tol Trans Jawa pada 2018 sehingga pada 2019 sudah bisa dioperasikan. Proyek ini dikerjakan oleh kontraktor pemenang tender PT Waskita Toll Road sejak September 2015.

PT SNJ sendiri, sahamnya dimiliki oleh PT Jasa Marga Tbk 60 persen dan PT Waskita Toll Road 40 persen serta satu lembar saham oleh PT Ferino Putra.

Baca juga artikel terkait PROYEK TOL JOKOWI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH