tirto.id - Sebagai bagian dari strategi penguatan kemampuan transportasi militer TNI, Indonesia siap menggelontorkan dana sejumlah 2 miliar dolar AS. Dana tersebut dikabarkan akan digunakan untuk membeli lima pesawat angkut berat jenis A400 M Atlas.
Seperti yang dikutip Antara dari www.janes.com, Kamis (19/1/2016), TNI AU yang akan menjadi operatornya. Sejauh ini terdapat dua skuadron angkut berat TNI AU, yaitu Skuadron Udara 31 TNI AU yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta (C-130H Hercules) dan Skuadron Udara Utama TNI AU Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur (C-130B Hercules).
Sejak lama sebetulnya TNI AU ingin menguatkan skuadron udara angkut berat ini. Untuk diketahui, AURI (kemudian menjadi TNI AU) adalah operator pertama C-130 Hercules bahkan jauh sebelum Australia menjadi operatornya.
Kemudian pada Juli 2015, Kepala Staf TNI AU saat itu, Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan, TNI AU telah mengkaji mengenai calon pengganti C-130 Hercules itu dan sudah dikirim ke Kementerian Pertahanan.
“Sudah kami kirim jauh-jauh hari sebelum kecelakaan C-130 Hercules A-1310 di Medan pekan lalu,” kata dia, saat itu.
Untuk itu, TNI AU sudah “melirik” dua merek dan tipe pesawat angkut berat itu. Mereka adalah A400 M Atlas dari Airbus Defence dan Antonov An-70 Ruslan, yang sama-sama ditenagai empat mesin turboprop walau beda generasi dan kecanggihan teknologi.
A400M Atlas telah dibeli beberapa negara, antara lain Spanyol, Inggris, Turki, dan Malaysia. Namun pada Mei 2015 lalu, saat uji terbang, pesawat transport berat ini jatuh dan terbakar di Sevilla Spanyol. Pesawat ini juga didera dengan berbagai persoalan teknis termasuk keterlambatan pengiriman dan mundurnya pencapaian kemampuan operasional pesawat.
Sementara Antonov An-70 Ruslan adalah pesawat transport berat yang dikembangkan Ukraina dan Rusia, dengan kargo berukuran panjang 22,4 meter; lebar 4,80 meter; dan tinggi 4,40 meter. Pesawat ini dikombinasikan dengan kemampuan daya rentang 6. 598 kilometer (dengan 20.000 kilogram beban terangkut) dan muatan maksimum 47.000 kg. Kondisi itu menempatkan Antonov An-70 Ruslan dalam kategori yang sama dengan A400M Atlas dari Airbus Defence.
Dari sisi penelitian dan pengembangan, Antonov An-70 Ruslan ini terhambat saat konflik militer Rusia-Ukraina terjadi, berujung penarikan Moskow dari proyek itu. Di Rusia, pemakaian Antonov An-70 Ruslan telah dihapus dari daftar arsenal transportasi berat mereka, walau sangat terkenal di kargo sipil.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari