Menuju konten utama

Timnas Indonesia vs Malaysia: Bukan Pesta Semenjana

Timnas Indonesia dan Malaysia akan berhadapan dalam partai Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno malam nanti.

Timnas Indonesia vs Malaysia: Bukan Pesta Semenjana
Pesepak bola timnas Indonesia Alberto Goncalves (tengah) bersama Andik Vermansah (kiri) dan Irfan Bachdim (kanan) melakukan selebrasi seusai mencetak gol ke gawang Vanuatu pada pertandingan persahabatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (15/6/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.

tirto.id - Sehari sebelum kickoff, pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy kembali menunjukkan ketidakpuasannya dengan drawing Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Menurut Simon, fakta bahwa Indonesia berada di grup yang didominasi negara-negara AFF bukan hal yang bagus untuk tujuan jangka panjang. Kondisi ini bisa bikin Tim Garuda terpasung dari dunia luar, layaknya katak dalam tempurung.

“Kalau boleh jujur aku tidak berharap melawan Malaysia di laga pertama. Aku sebenarnya berharap dapat lawan-lawan dari luar AFF, karena itu bisa menambah pengalaman kami bermain di luar Asia Tenggara,” ujarnya.

Simon, boleh jadi melempar argumen yang logis soal ketidaksenangannya. Tapi di luar itu, bagi orang Indonesia, laga melawan Malaysia adalah pembuka yang sempurna.

Kedua tim punya sejarah panjang soal rivalitas. Dan dari sejarah-sejarah panjang itu, setidaknya di kompetisi-kompetisi atau momen penting, Indonesia adalah pihak yang kerap terluka.

Masih segar dalam ingatan gelaran Piala AFF 2010 dan Sea Games 2011. Saat Indonesia tersingkir dari dua kompetisi ini, pemandangan itu selalu sama, mereka kalah dari Malaysia pada pertandingan final.

“Besok adalah real game. Selama ini kami sudah melakukan persiapan. Kami ke Australia, Myanmar, Yordania, dan itu tujuannya kami ke laga besok. Kami harus dapat hasil terbaik,” tutur kapten Timnas Indonesia, Andritany Ardhiyasa.

Malaysia, di sisi lain, tidak datang dengan tangan hampa. Kendati secara peringkat FIFA mereka ada di bawah Indonesia (Malaysia urutan 167, Indonesia 159), Harimau Malaya memancang persiapan matang. Untuk menguatkan aspek mental mereka sampai repot-repot menyewa jasa seorang psikolog.

Sementara dari aspek taktikal, persiapan yang mereka lakukan pun tak bisa dipandang sebelah mata. Terakhir, Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) mendatangkan Yordania—tim yang juga pernah diundang Indonesia—sebagai lawan latih tanding pekan lalu.

“Itu [pertandingan melawan Yordania] adalah pemanasan yang bagus. Aku yakin para pemain siap untuk melawan Indonesia besok,” ungkap pelatih Malaysia, Tan Cheng Hoe.

Mewaspadai Umpan Silang Malaysia

Malaysia memang kalah 0-1 ketika menjamu Yordania, tapi ada yang menarik dari permainan mereka di laga tersebut. Meski secara postur fisik tuan rumah kalah, pada pertandingan ini Tan Cheng Hoe tidak takut menginstruksikan para pemainnya melakukan umpan-umpan silang, baik mendatar maupun lambung.

Dengan skema 4-3-3 (kemudian berubah jadi 4-2-3-1 di babak kedua), Malaysia punya sejumlah pemain berbahaya untuk mengirim umpan silang. Dua di antaranya adalah winger kanan Safawi Rasid dan fullback kanan Matthew Davies.

Walau berposisi sebagai bek kanan, Davies memiliki kemampuan penetrasi dan insting menyerang brilian. Dia tidak akan segan naik membantu serangan dan menusuk sampai ujung sisi sayap. Salah satu contoh kemampuan briliannya terlihat pada menit 22 pertandingan kontra Yordania. Kesulitan menusuk karena ruangnya ditutup, Davies melakukan wallpass dengan pivot Malaysia, Brendan Can untuk meloloskan diri di sisi kiri pertahanan Yordania dan mengirim umpan silang berbahaya yang tak mampu dipotong pemain lawan. Semenit kemudian Davies kembali menunjukkan kecerdasannya dengan menciptakan ruang di titik yang hampir sama dan mengirim umpan tak kalah berbahaya.

Penampilan ciamik Davies bukan kebetulan karena di laga uji coba sebelumnya, saat Malaysia melawan Timor Leste pun dia bermain tak kalah menonjol. Total di laga itu Davies menyumbang dua assist untuk kemenangan 7-1 tuan rumah.

Satu nama lain, Safawi Rasid juga punya kemampuan umpan silang menawan. Namun yang tak kalah berbahaya, adalah kemampuan Rasid menusuk dari sisi sayap ke kotak penalti. Pertahanan Yordania beberapa kali kerepotan mengantisipasi pergerakannya dan di laga itu total dia melepaskan empat tembakan.

Penampilan Rasid melawan Yordania, juga bukan kebetulan. Dalam uji coba sebelumnya, saat melawan Timor Leste dia menyumbang dua gol.

Malaysia juga masih menyimpan sosok Mohamadou Sumareh, pemain naturalisasi yang tak tampil penuh di laga terakhir karena cedera. Sumareh mencetak dua assist di laga kontra Timor Leste dan melawan Indonesia nanti, dia berpotensi ditampilkan lantaran kondisinya sudah jauh membaik.

Selain pemain-pemain di sisi kanan, sisi kiri Malaysia juga menyimpan potensi besar. Fullback kiri mereka, La’vere Corbin-Ong misal, memiliki kemampuan lemparan ke dalam yang berbahaya. Saat melawan Yordania empat kali dia mengirim lemparan ke dalam dari tepi lapangan yang sukses menemui kaki atau kepala pemain Malaysia di dalam kotak penalti lawan. Kemudian gelandang kiri mereka, Azam Azih juga bukan pemain sembarangan. Azih beberapa kali merepotkan Yordania dengan umpan terobosannya kepada winger kiri Malaysia, Hadin Azman.

Skema Empat Bek Lebih Ideal?

Di sisi lain, pelatih Indonesia, Simon McMenemy dikenal memiliki sistem yang lebih variatif. Berbagai skema pernah Simon coba pada latih tanding, tapi dua yang paling sering dia jamah adalah 4-2-3-1 dan 3-4-3.

Simon tidak mengindikasikan formasi mana yang akan dia pampang lebih awal. Toh dalam dua laga uji coba terakhir—melawan Persika dan Bhayangkara—kedua formasi ini sama-sama bergantian dipakai. Satu hal yang bisa dia janjikan, “Ketika lawan Malaysia kami ingin menguasai bola, kami juga mau kontrol pertandingan. Kami akan bermain menyerang.”

Tetapi, bukan Simon saja yang berpandangan demikian. Pelatih Malaysia, Tan Cheng Hoe juga mempunyai tekad bermain possession football saat melawan Indonesia.

“Kami ingin main possession football. Kami ingin menguasai pertandingan sejak awal dan mencetak gol secepat mungkin,” ujarnya.

Dan jika perkatan Cheng Hoe bukan omong kosong, barangkali skema empat bek (4-2-3-1) akan lebih cocok untuk diandalkan tuan rumah ketimbang kaukus tiga bek. Dengan formasi ini, Indonesia punya bentuk yang lebih ideal untuk mengantisipasi mobilitas winger-winger Malaysia, sebab skema ini memungkinkan bek sayap Garuda untuk tidak menciptakan banyak ruang di belakang mereka (celah yang berpotensi dimaksimalkan pemain sayap lawan).

Formasi ini juga ideal untuk menghantam balik Malaysia lewat serangan cepat karena dengan tiga pemain di belakang striker, Indonesia punya modal yang cukup untuk melukai Malaysia yang lini belakangnya kemungkinan akan banyak ditinggal Davies dan Corbin-Ong (keduanya sering naik meninggalkan lini belakang bersamaan).

Alberto Goncalves, striker Indonesia, juga punya rekam jejak bagus ketika ditempatkan sebagai penyerang tunggal. Gelaran Asian Games 2018—saat itu Luis Milla, pelatih Indonesia mengandalkan Beto sebagai striker tunggal—adalah bukti sahih ketajaman si pemain. Total penggawa Madura United ini mencetak empat gol dari empat laga.

Di belakang Beto, nama-nama macam Stefano Lilipaly, Irfan Jaya, hingga Febri Haryadi bisa menjadi senjata tidak kalah mematikan. Febri dan Irfan punya kecepatan, atribut yang sangat dibutuhkan untuk mengalahkan duet fullback Malaysia. Sementara Lilipaly punya kemampuan muncul sebagai opsi kedua ketika striker di depannya kesulitan. Kombinasinya dengan Beto juga sudah terbukti mujarab di Asian Games tahun lalu.

“Aku belum bisa menjanjikan kemenangan [melawan Malaysia]. Tapi aku berani jamin, para pemain siap. 25 pemain yang aku bawa sudah di ambang pintu. Mereka siap mendobrak pintu itu dan menunjukkan bahwa kami bisa meraih kemenangan,” kata Simon.

Kickoff pertandingan Indonesia vs Malaysia dijadwalkan berlangsung Kamis (5/9/2019) malam nanti pukul 19.30 WIB. Pertandingan ini akan disiarkan langsung Mola TV.

Baca juga artikel terkait KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2022 atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Zakki Amali