Menuju konten utama

Tetesan Pernafasan vs Aerosol: Ketahui Perbedaannya di Masa Pandemi

Ketahui perbedaan COVID-19 menular melalui tetesan pernafasan vs aerosol selama masa Pandemi Corona.

Tetesan Pernafasan vs Aerosol: Ketahui Perbedaannya di Masa Pandemi
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dari awal penyebaran wabah Corona, para ahli telah memperjelas bahwa novel Coronavirus yang menyebabkan COVID-19 ditularkan melalui tetesan pernapasan.

Seperti dilansir laman Medical Daily, pejabat kesehatan di AS juga telah menemukan bahwa COVID-19 dapat ditularkan ke banyak orang dengan aerosol.

Karena para ilmuwan masih bingung mengenai yang mana antara tetesan pernapasan dan aerosol menyebabkan lebih banyak transmisi, dua studi penelitian baru-baru ini menggambarkan bagaimana keduanya berbeda dalam hal menyebarkan virusnya.

Penelitian pertama, yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) menyatakan, tetesan pernapasan dihembuskan ketika orang menghembuskan napas dan lebih besar atau sama dengan 5 mikron (μm).

Aerosol adalah partikel yang lebih kecil, bahkan lebih kecil dari 5 μm. Karena aerosol lebih kecil, mereka cenderung menguap dengan cepat di udara atau dapat bertahan selama berjam-jam.

Orang dapat mengurangi penularan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) tersebut dari tetesan pernapasan dengan memakai penutup wajah dan mempraktikkan jarak sosial.

Di sisi lain, transmisi melalui aerosol lebih sulit karena hanya pelindung wajah yang dapat memberikan perlindungan parsial dari mereka dan jarak sosial tidak akan cukup karena aerosol dapat menyebar di udara.

Orang dengan COVID-19 dan pembawa asimtomatik dapat menghasilkan tetesan pernapasan dan aerosol. Sayangnya, masih belum ada data yang kuat untuk menentukan mana di antara keduanya menyebabkan lebih banyak transmisi virus corona.

Studi kedua yang diterbitkan oleh Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi membandingkan transmisi tetesan dan aerosol dalam pengaturan lingkungan yang berbeda dan menemukan bahwa masih sulit untuk memastikan yang menyebabkan lebih banyak transmisi antara keduanya.

Namun demikian, para peneliti yang bekerja pada penelitian ini menyarankan bahwa orang harus melakukan tindakan pencegahan keselamatan di berbagai pengaturan, termasuk kabin pesawat terbang, mobil penumpang, pusat perawatan kesehatan dan ruang tertutup lainnya, selama pandemi sejak perilaku virus telah unik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kedua studi ini menyimpulkan bahwa meskipun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tetesan pernapasan menyebabkan lebih banyak infeksi daripada aerosol dan sebaliknya.

Tetapi untuk saat ini, informasi yang tersedia menunjukkan bahwa transmisi COVID-19 melalui aerosol lewat udara tidak lebih dominan daripada transmisi melalui tetesan pernapasan.

Baca juga artikel terkait CORONA AIRBORNE atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH