tirto.id - Pemerintah Prancis memecat 85 calon personel keamanan karena terindikasi terlibat dalam aksi teror jelang penyelenggaraan Euro atau Piala Eropa 2016. 82 petugas keamanan itu masuk dalam daftar pihak-pihak yang terindikasi memiliki kaitan atau tergabung dalam kelompok teroris, juga yang memiliki perilaku dan tabiat yang mengarah kepada aksi ekstrem, baik kanan atau kiri.
Langkah ini diambil berkaitan dengan kekhawatiran pemerintah Prancis akan aksi serangan kelompok teroris ISIS di perhelatan sepak bola terakbar di Benua Biru itu. Para pimpinan unit intelijen Prancis memeriksa 3.500 petugas yang disiapkan bagi jaminan keamanan fans di turnamen, khususnya berlaku ketika Prancis menjamu Rumania dalam laga pada Jumat (10/6/2016) pekan ini.
Rob Wainwright selaku Direktur Europol pada pekan lalu berkata, tidak ada keraguan bahwa turnamen sepak bola, termasuk Piala Eropa, menjadi target utama dari aksi teror kelompok ISIS. "Saya tidak ragu mengatakan bahwa Piala Eropa menjadi target potensial bagi kelompok ISIS, dengan berbagai macam cara," katanya.
Pemerintah Amerika Serikat telah lebih dulu mengeluarkan larangan bepergian ke luar kepada warganegaranya, sebagai upaya untuk mengurangi aksi serangan teror yang melanda Eropa. Pemerintah Prancis tak ingin turnamen yang diadakan di negaranya berubah menjadi tragedi dan memakan korban dari warga negara luar Prancis apalagi warga negaranya sendiri.
Sebelumnya, seorang pria Prancis yang ditahan bulan lalu bersama tumpukan senjata ternyata tengah berencana melakukan serangan pada Euro 2016. Pria yang diidentifikasi media massa Prancis sebagai Gregoire Moutaux (25) itu ditahan di perbatasan Ukraina-Polandia.
Vasyl Hrytsak selaku kepala badan intelijen mengatakan Moutaux berencana melancarkan 15 serangan dan dilatarbelakangi oleh pandangan ultranasionalis. Pria ini menimbun senjata, detenator dan 125kg TNT, imbuh Hrytsak seperti dikutip BBC. Targetnya adalah masjid, sinagog, jalan tol, dan jembatan. Kini Moutaux telah didakwa atas tuduhan menyelundupkan senjata dan terorisme.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Iswara N Raditya