tirto.id - Selepas mengalami anomali sejak akhir bulan lalu, satelit Telkom-1 dinyatakan sudah pulih total hari ini, Selasa (12/9/2017). Direktur Utama PT Telkom Indonesia Alex J. Sinaga mengungkapkan bahwa proses pemulihan layanan satelit telah selesai dilakukan sejak tanggal 10 September 2017.
“Recovery layanan satelit Telkom-1 sudah pulih seperti sedia kala,” ucap Alex dalam keterangan pers yang dilakukan di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Selasa.
Alex menuturkan, proses pemulihan layanan satelit Telkom-1 dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa proses penyediaan transponder pengganti karena transponder Telkom-1 tidak bisa digunakan.
Tahapan pertama ditargetkan tuntas pada tanggal 30 Agustus 2017 kemarin. Dalam proses tahap pertama tersebut transponder yang digunakan ialah transponder milik satelit Telkom-2 dan Telkom-3S yang dimanfaatkan sebagai pengganti. Selain memanfaatkan transponder milik satelit Telkom lainnya, Telkom turut menyewa transponder dari satelit asing seperti Apstar dan Chinasat.
Pada tahap kedua, Telkom melakukan pemulihan layanan satelit dengan melakukan repointing antena ground segment atau site layanan transmisi yang ada di bumi. Tanggal 10 September 2017 merupakan target selesainya pengerjaan repointing di tahap ini.
Tercatat ada 2.129 petugas yang dikerahkan untuk melakukan repointing pada site atau ground segment yang tersebar di Indonesia. Menurut Alex, lebih dari 500 orang di antaranya hingga kini masih berada di lapangan meskipun per tanggal 10 September proses telah pulih 100 persen.
Dalam dua tahap pemulihan dampak anomali satelit Telkom-1, 15.019 site layanan (ground segment) tercatat telah pulih. Dari 15.019 site, sebanyak 11.574 di antaranya merupakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik berbagai perbankan. Sisanya, 3.445 site merupakan ground segment non-ATM milik berbagai perusahaan.
Layanan ATM milik perbankan, dinyatakan Alex, telah pulih secara bertahap dari tanggal 7, 9, dan 10 September. Pemulihan itu termasuk juga Bank BCA yang terkena dampak paling besar dalam anomali satelit ini. “BCA mengatakan koneksivitas sudah pulih,” ucap Alex.
Dalam proses pemulihan layanan ground segment, tidak seluruhnya dilakukan dengan melakukan repointing, tercatat hanya 81 persen. Sebanyak 5 persen ground segment dipulihkan dengan memanfaatkan layanan kabel optik. Terakhir, ada 14 persen site layanan yang dipulihkan dengan teknik 'mesin ke mesin.'
Pada ground segment yang dipulihkan tanpa repointing, Alex mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan solusi sementara. Ia telah berbincang dengan pemilik site layanan tentang pemulihan permanen yang mungkin dilakukan. Meskipun 19 persen ground segment pemulihannya dilakukan bukan dengan cara repointing, Alex mengungkap bahwa hal demikian bukanlah sebuah masalah.
Dalam keterangan pers ini pula Alex menepis anggapan bahwa satelit Telkom-1 sudah hancur berkeping-keping seperti yang diberitakan media teknologi Ars Technica. Media itu mengutip analisis ExoAnalytic Solutions, sebuah firma yang melakukan tracking objek antariksa, yang menyebut bahwa Telkom-1 kemungkinan telah hancur.
“Telkom-1 masih bisa berkomunikasi telemetri dengan stasiun Cibinong,” ungkap Alex seraya menepis kabar bahwa Telkom-1 telah hancur.
Terkait tidak bisa difungsikannya lagi Telkom-1, Alex mengungkap bahwa ada kemungkinan peluncuran satelit Telkom-4 yang sedianya diluncurkan pada 17 Agustus 2018, akan dimajukan.
“Ada kemungkinan kami dapat margin 60 hari dari jadwal,” ungkap Alex.
Namun perihal mempercepat jadwal peluncuran tersebut Alex mengungkapkan bahwa ia masih harus berdialog dengan pihak-phak terkait. Terlebih, ia harus membicarakan hal itu dengan pihak peluncuran yang dikatakan Alex memiliki banyak antrean dari berbagai negara.
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Yuliana Ratnasari