Menuju konten utama

Tanah Retak dan Semburan Air Muncul Setelah Gempa di Poso

Gempa bumi mengguncang Poso, Senin kemarin. Akibat gempa, muncul fenomena semburan air dari dalam tanah. Data sementara, tak ada korban dalam kejadian ini.

Tanah Retak dan Semburan Air Muncul Setelah Gempa di Poso
Ilustrasi Gempa Bumi. Foto/istock

tirto.id - Gempa bumi dengan magnitude 6,6 Skala Richter yang mengguncang Poso Provinsi Sulawesi Tengah pada Senin (29/5/2017) pukul 21.35 WIB mengakibatkan tanah retak dan air bermunculan di permukaan tanah.

Tim dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Rabu (31/5) tengah memeriksa sejumlah lokasi tempat mata air-mata air baru itu bermunculan di Wuasa di Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso.

"Saya saat ini sedang mendampingi tim dari BMKG memeriksa air yang muncul dari dalam tanah cukup banyak titiknya di Wuasa," kata Idris Tunilele, aktivis lingkungan di Kabupaten Poso seperi dikabarkan Antara.

Ia menambahkan, masyarakat Kecamatan Loreo hingga kini masih trauma dengan tidak mau tinggal di dalam rumah. Mereka memilih mendirikan tenda di luar rumah untuk digunakan sebagai tempat beristirahat pada pagi dan malam hari.

Hingga kini pun, gempa bumi susulan semakin membuat masyarakat takut masuk rumah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah Bartholemeus Tandigala mengatakan banyak warga Kabupaten Poso di pesisir pantai mengungsi karena mengkhawatirkan tsunami, kendati BMKG pada Senin kemarin merilis bahwa gempa tak

Data sementara, tiga warga Kecamatan Lore luka-luka akibat gempa, namun tidak ada korban jiwa dalam bencana ini.

Getaran gempa di Poso juga dirasakan warga di Gorontalo. Warga di sana mengaku panik saat gempa itu terjadi.

"Saya pikir tadi badan saya agak pusing, ternyata ada gempa yang sangat kuat," kata Rina, salah satu ibu rumah tangga di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Senin kemarin.

Bahkan beberapa warga sempat keluar rumah dan memilih tempat aman untuk menghindari dampak kerusakan.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH