tirto.id - Rentetan masalah mendera Real Madrid jelang bergulirnya musim 2019/2020. Mulai dari cedera ACL yang memaksa Marco Asensio absen panjang, sampai masalah berat badan yang bikin Eden Hazard urung bisa memberikan kontribusi terbaiknya. Maka, tak heran kalau hanya dalam lima pertandingan uji coba, gawang Los Blancos sudah bobol 16 kali.
Itu belum termasuk PR Madrid untuk menuntaskan teka-teki nasib "atlet golf" terbaik mereka, Gareth Bale. Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane sampai jengah betul dengan pembahasan soal Bale. Setiap sesi konferensi pers, mimik muka Zidane akan berubah 180 derajat, ketika ada wartawan yang menanyainya soal nasib Bale. Senyum yang biasa dia tunjukkan berubah jadi murung.
Terakhir, Zidane terlihat ogah-ogahan ketika diminta menjawab sebuah pertanyaan menyebalkan: apakah dirinya akan memaksa Bale berhenti bermain golf agar bisa fokus berkontribusi untuk El Real.
“Saya tidak akan melarang seseorang melakukan sesuatu. Yang jelas dia [Bale] harus melakukan tanggung jawabnya,” tutur Zidane singkat.
Namun, Rabu (31/7/2019) kemarin, antusiasme Zidane tiba-tiba bangkit di akhir konferensi pers usai laga uji coba kontra Fenerbahce. Seorang wartawan bertanya soal prospek salah satu rekrutan anyarnya, Takefusa Kubo. Dengan panjang lebar, Zidane menjelaskan betapa dia puas dengan penampilan yang sejauh ini ditunjukkan pemain asal Jepang tersebut.
“Dia adalah pemain masa depan kami, kami akan melihat apa yang sebaiknya kami lakukan terhadap dia, kami akan berbicara apa yang terbaik bagi Kubo,” jelasnya.
Pada laga kontra Fenerbahce beberapa menit sebelumnya, Kubo memang tampil brilian. Kendati cuma main 17 menit, dia membuktikan kelayakannya menjadi penghuni Santiago Bernabeu.
Salah satu momen yang bikin barisan pendukung El Real berdecak kagum adalah saat pemain berusia 18 tahun itu langsung menciptakan dua key passes (umpan kunci) untuk peluang Lucas Vazquez dan Luka Modric dari sisi kanan pertahanan lawan. Atau beberapa menit jelang laga usai, saat tembakan jarak dekatnya hampir saja menggetarkan gawang Fenerbahche.
Walau akhirnya tak menorehkan gol ataupun assist, fans Madrid sudah kepalang jatuh cinta dengan aksi Kubo. Dalam poling yang diadakan Marca usai laga Real Madrid vs Fenerbache, Kubo terpilih sebagai pemain terbaik pilihan suporter. Jumlah suara untuknya bahkan lebih tinggi ketimbang Karim Benzema yang mencetak hattrick pada laga yang sama.
Ini bukan kali pertama publik menunjukkan apresiasi besar atas performa Kubo. Sebelumnya, dalam laga persahabatan kontra Tottenham, fans Madrid memilih Kubo sebagai pemain terbaik kedua, hanya kalah dari penjaga gawang Keylor Navas.
Prediksi yang Menjadi Kenyataan
Penampilan impresif Takefusa Kubo sepanjang laga pramusim barangkali mengejutkan. Namun itu sama sekali bukan kejutan bagi Octavi Anoro, Direktur Deputi La Liga Global Network Regional Jepang. Sejak awal kabar kepindahan Kubo dari FC Tokyo ke Real Madrid, Anoro adalah orang yang berani menggaransi Kubo mampu memecahkan mitos 'pemain Asia sulit bersinar di Real Madrid'.
“Sudah jelas bahwa Kubo merupakan talenta paling menjanjikan yang dimiliki sepakbola Jepang. Bagi kami, perekrutan ini menunjukkan betapa level sepakbola Jepang terus tumbuh dari tahun ke tahun,” tutur Anoro dalam sebuah wawancara dengan Japan Today.
Hal serupa juga dilontarkan CEO FC Tokyo, Naoki Ogane. Keyakinan Ogane bahwa Kubo bisa bersinar muncul karena dia mengetahui betapa besar hasrat si pemain untuk menjejakkan kaki di sepakbola Eropa.
Sempat bergabung dengan akademi sepakbola Barcelona, La Masia, sejak usia 10 tahun, pemain kelahiran 4 Juni 2001 itu memang dipaksa pulang ke Jepang pada 2015 karena masalah Regulasi. Namun, Ogane sejak awal yakin kalau kembalinya Kubo ke Spanyol cuma masalah waktu.
“Ketika dia bergabung dengan kami [FC Tokyo], Kubo bahkan masih membawa sebuah ambisi untuk tampil di luar negeri. Oleh sebab itu kami hanya mengikatnya dengan kontrak sampai usia 18 tahun. Kami tahu cepat atau lambat Kubo akan kembali [ke Spanyol],” ungkap Ogane.
Di Jepang, sejak hengkang dari akademi Barcelona, Kubo memang menjadi lampu sorot. Dia memecahkan rekor sebagai pemain debutan termuda di sepakbola profesional Jepang dalam laga kontra AC Nagano Parceiro pada 2016. Saat itu, usianya baru 15 tahun lebih lima bulan dan satu hari.
Beberapa bulan berselang, Kubo memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda di Liga Jepang. Tepatnya ketika FC Tokyo membungkam Cerezo Osaka 1-0 pada 15 April 2017.
Sebagai seorang pemain, selain punya kecepatan dan agresivitas di atas rata-rata, Kubo adalah sosok yang ulet. Hal itu dibuktikannya ketika memperkuat FC Tokyo. Di setiap pertandingan, tak peduli melawan klub besar atau kecil, Kubo tidak pernah menyia-nyiakan menit bermain yang diberikan pelatihnya.
Bahkan sampai laga terakhirnya bersama FC Tokyo, saat klub ini menantang Oita Trinita pada akhir Mei 2019, Kubo sama sekali tak menahan diri. Banyak yang memprediksi Kubo tidak akan ambil risiko di laga itu, karena hanya tiga hari setelahnya dia harus memperkuat Timnas Jepang di Copa America. Belum lagi fakta bahwa Kubo masih harus menuntaskan tahap akhir kepindahan ke Real Madrid. Bermain terlalu ngotot, dikhawatirkan bakal bikin Kubo dihantam cedera atau kebugarannya menurun.
Faktanya, Kubo mengesampingkan segala kemungkinan negatif. Dia jadi manusia paling menonjol pada pertandingan itu, menyumbang satu assist dan mencetak satu gol lewat dribel indah dari skema serangan balik cepat. FC Tokyo menang 3-1 dan setelah pertandingan, jurnalis sepakbola Japan Times, Dan Orlowitz memuji Kubo setinggi langit.
"Jika pertandingan Sabtu kemarin merupakan laga terakhir Takefusa Kubo untuk FC Tokyo, tak ada satu pun manusia di dunia ini yang boleh mengklaim Kubo gagal membuktikan kapasitasnya," tulis Orlowitz dalam ulasannya.
Dan seolah memvalidasi tulisan Orlowitz, pesepakbola macam Anders Iniesta pun sempat angkat topi atas penampilan spektakuler Kubo. Saat kabar Kubo bergabung dengan Real Madrid santer menghiasi media, Iniesta yang juga bekas pemain Barcelona, mengakui kalau dirinya adalah salah satu pemain yang khawatir.
“Saya tahu betul Kubo karena saya bermain melawan dia dalam semusim terakhir,” tutur Iniesta, yang kini berstatus penggawa klub asal Jepang, Vissel Kobe.
“Dia adalah pemain dengan talenta besar dan memiliki masa depan cerah di hadapannya. Dia pemain muda yang dianugerahi cukup kesempatan di salah satu klub terbaik dunia [Real Madrid]. Hanya waktu yang bisa menjawab apakah Barcelona nantinya menyesal karena gagal memulangkan Kubo ke La Masia,” sambung Iniesta seperti dilansir Marca.
Masih Harus Bersabar
Terlepas dari rekam jejak dan performa menjanjikannya sejauh ini, Zidane masih kukuh pada pendiriannya bahwa status Takefusa Kubo tetap pemain Real Madrid Castilla (tim cadangan Real Madrid).
“Yang terbaik buat dia sekarang adalah tetap di Castilla, tapi memang saya akan terus mengajaknya berlatih dengan tim utama. Dia masih sangat muda dan harus bersabar agar bisa terus berkembang,” tutur Zidane.
Percaya sepenuhnya dengan pilihan Zidane, Kubo mengakui dirinya perlu belajar banyak. Dan apabila pelajaran paling tepat untuknya saat ini adalah menimba ilmu di Castilla, Kubo sama sekali tidak keberatan.
“Saya masih belum menjadi pemain yang lengkap. Saya belum terbiasa bicara tentang diri sendiri, tapi jujur saja saya masih muda. Masih banyak hal akan datang, dan untuk saat ini saya hanya perlu yakin kalau masa depan akan cerah,” ungkapnya dalam wawancara dengan Goal, pertengahan Juni lalu.
Namun, banyak media Spanyol meyakini kalau pada pertengahan musim 2019/2020 nanti Kubo punya kesempatan besar promosi ke skuat senior. Mempromosikan pemain muda di tengah kompetisi bukan hal baru untuk Madrid. Musim lalu beberapa nama seperti Vinicius Junior, Javi Sanchez, Fran Garcia, sampai Cristo mendapat kesempatan debut saat El Real ditangani Santiago Solari.
Kesempatan itu juga terbuka lebar jika mempertimbangkan fakta kalau wingerEl Real, Marco Asensio akan absen panjang. Kubo adalah opsi yang layak untuk menjadi pelapis nama-nama macam Isco, Lucas Vazquez, hingga Vinicius Junior, terlebih Gareth Bale dan James Rodriguez kemungkinan besar akan dijual ke klub lain pada musim panas ini.
Saat ini slot pemain non-Uni Eropa Madrid penuh, namun bisa jadi Los Blancos mendapat satu slot kosong jika pemain mudanya, Fede Valverde bisa merampungkan proses naturalisasi menjadi warga Spanyol dalam waktu dekat. Jika itu terwujud, rintangan terakhir yang harus dilalui Kubo untuk promosi cuma satu: bersaing dengan bakat muda Real Madrid lain, sebut saja Rodrygo, yang juga tampil apik di beberapa laga uji coba.
"Sekarang, bagi Rodrygo maupun Kubo masalahnya hanya tentang bagaimana mereka menunggu. Keduanya bisa jadi senjata penting jika Real Madrid terkena masalah, apalagi mempertimbangkan penampilan hebat mereka selama uji coba," tulis jurnalis Marca, Pablo Diaz.
Editor: Abdul Aziz & Mufti Sholih