Menuju konten utama

Tahun Bahagia Playstation 4

Electronic Entertainment Expo (E3) baru saja berakhir. Banyak judul-judul permainan baru yang diperkenalkan di publik. Beberapa di antaranya telah diperkirakan jauh-jauh hari. Publik bersemangat menyambut even tahunan pecinta game ini. Setidaknya beberapa game menjadi primadona. Tahun ini, Playstation (PS4) menjadi konsol game paling beruntung. Banyak game yang khusus diproduksi untuk mesin ini.

Tahun Bahagia Playstation 4
Game PS4, Detroit: Become Human (Quantic Dreams). Foto/www.youtube.com

tirto.id - Musim dingin 21 tahun yang lalu, Sony meluncurkan sebuah produk permainan yang mengubah peradaban dunia. Setidaknya, bagi mereka yang telah jatuh cinta dengan video game, produk ciptaan Sony ini meruntuhkan persepsi kebanyakan orang tentang apa itu permainan. Dalam memoar yang ditulis oleh Keith Stuart, seorang editor kanal game The Guardian, ia mengingat bagaimana konsol bernama Playstation itu menyelamatkan dan memberinya alasan untuk hidup.

Charles Baudelaire, seorang penyair cabul di Perancis pernah berkata: “Mabuklah, mabuk pada anggur, puisi atau kebajikan, tapi mabuklah, agar engkau tak menjadi budak waktu,” katanya.

Keith muda memilih mabuk terhadap permainan. Playstation menjadi juru selamat dari kebosanan masa muda. Keith ingat ketika konsol ini pertama kali diluncurkan, baru ada dua permainan yang ramai diperbincangkan, simulasi balapan berjudul Ridge Racer dan game pertarungan berjudul Battle Arena Toshinden. Grafik poligonal, warna ceria, dan bentuk menyerupai manusia dari permainan ini saat itu merupakan yang terbaik pada zamannya.

Keith tidak sendiri, banyak yang menjadikan dan menemukan game sebagai hidup. Tapi tentu ini bukan sekadar tentang melankoli, tentang perasaan gembira dan riang ketika bermain. Saat ini game menjadi produk kebudayaan masa dengan nilai industri yang sangat besar. Dalam laporan yang diberikan oleh Tech Times disebutkan sepanjang 2015 ada 50 juta unit konsol game yang terjual sejak 2015. Angka ini terus bertambah dan hingga pertengahan 2016 ini angka penjualan konsol masih naik. PS4 masih menjadi yang terbaik dengan angka penjualan 39 juta unit sejak 2013.

Pada 11-14 Juni kemarin penggila game dunia dimanjakan dengan acara Electronic Entertainment Expo (E3). Acara tahunan ini menghadirkan segala yang baru dari industri game dunia. Mulai dari judul permainan terbaru, teknologi penyanding konsol, sampai dengan gosip-gosip terhangat seputar game dunia. Salah satu yang banyak menyita perhatian adalah kehadiran Hideo Kojima, konseptor game Metal Gear Solid yang dulu pernah bekerja untuk Konami. Kojima hadir untuk mempromosikan game terbarunya Death Stranding yang menimbulkan banyak spekulasi.

E3 tahun ini memang memiliki banyak kejutan menyenangkan bagi para penggila game di dunia. Kemunculan judul-judul game legendaris yang didukung teknologi terbaru seperti God of War sampai Final Fantasy XV. Belum lagi penampilan grafik yang demikian memukau dari game Horizon Zero Dawn yang dibawa oleh ‎Guerrilla Games, atau kehadiran seri game legendaris Nitendo The Legend of Zelda: The Breath of The Wind yang memukau banyak gamer-gamer senior.

Ada perubahan signifikan dalam industri game dunia. Kini permainan konsol game ini tak lagi milik anak-anak belaka. Mereka yang pertama kali memainkan game via Play Station, Nitendo, Atari, atau X-Box bertahun lalu kini telah menjelma menjadi milenial. Mereka mapan secara pendapatan, memiliki waktu luang yang relatif banyak, memiliki selera game yang baik, dan punya kecenderungan melankolis terhadap ingatan ketika masih menjadi anak-anak. Tak heran beberapa pengembang game menghadirkan kembali game-game klasik mereka dalam format yang lebih baik.

Cyrus Sanati, kolumnis untuk Fortune pernah menulis gejala ini pada 2015. Menurutnya, industri video game saat ini mengalami penuaan. Rata-rata usia gamer saat ini di Amerika berusia 37 tahun. Dari 150 juta orang Amerika yang saat ini menjadi pecandu game, 73 persen di antaranya berusia di atas 18 tahun. Pemain game muda cenderung menyukai game dalam bentuk mobile dan dimainkan di ponsel, sementara mereka yang brusia di atas 25 tahun lebih suka main dalam bentuk konsol. Cyrus menyebut gejala ini bisa berkah tetapi juga bencana.

Juniper Research memproyeksikan, industri game dunia akan mengalami penurunan hingga tiga tahun ke depan. Jika pada 2014 nilai industri game dunia mencapai 46,5 miliar dolar maka pada 2016 diperkirakan nilainya turun menjadi 41 miliar dolar. Kebanyakan gamer hari ini adalah kelompok milenial yang mapan. Mereka bisa membeli konsol seperti Play Station 4 yang harganya bisa mencapai enam juta rupiah. Angka ini tentu sangat mahal bagi anak-anak atau remaja yang belum bekerja.

Angka itu masih tidak termasuk kebutuhan membeli kaset permainan yang harganya bisa mencapai 400 sampai 900 ribu tergantung judulnya. Cyrus memperingatkan jika tidak ada regenerasi gamer, maka akan ada pada satu titik di mana gamer konsol akan mengalami kejenuhan dan tak lagi memiliki pasar. Tapi apa yang dikhawatirkan Cyrus boleh jadi tidak beralasan. Banyaknya game yang muncul di E3 menghadirkan optimisme tersendiri tentang masa depan industri ini.

Tahun ini juga menjadi tahun kebahagiaan PS4, beberapa pengembang game hanya menyediakan permainan mereka untuk konsol ini. Beberapa di antaranya antara lain seperti Detroit: Become Human (Quantic Dreams), Days Gone (SIE Bend Studios), Death Stranding (Sony Interactive Entertainment), dan Spiderman (Insomniac). Game-game ini cukup membuat perseteruan antara penikmat game konsol dan game PC semakin memanas. Semangat dan riuh komentar di media sosial menunjukkan bahwa konsol dan PC belum mati.

Awal tahun ini, Asosiasi Industri Hiburan dan Game Australia mengumumkan bahwa tahun ini penjualan video game di negara itu mencapai 2,83 miliar dolar Australia pada 2015. Angka ini berasal dari penjualan mesin konsol, game, langganan internet, penjualan digital, DLC dan game ponsel. Perolehan tersebut naik 15 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu di Asia, nilai industri video game telah meningkat sejak sembilan tahun terakhir. Industri game di Cina mencapai 13 miliar dolar pada 2013, sementara Korea Selatan mencapai 13,85 miliar dolar pada 2014. Angka tentu sangat besar jika dibandingkan nilai pasar industri game di Indonesia yang hanya 321 juta dolar. Sementara nilai industri game Asia saat ini diperkirakan mencapai 39,74 miliar dolar.

Baca juga artikel terkait PLAYSTATION atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Hobi
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti