tirto.id - Komandan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas Heriyana Ady Chadra mengonfirmasi bahwa pendaki yang mengalami kecelakaan di Gunung Slamet, Jawa Tengah, pada Sabtu, (16/4/2016), adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Ia juga menegaskan bahwa korban bukan merupakan anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI).
"Setelah dicek, korban atas nama Irfan Hidayat (19) bukan anggota Mapala UI meskipun yang bersangkutan merupakan mahasiswa UI," katanya di Baturraden, Banyumas, Senin, (18/4/2016).
Heriyana menyatakan bahwa korban, bersama 12 rekan lainnya, mendaki Gunung Slamet pada Sabtu, (16/4/2016), melalui jalur pendakian Baturraden yang sebenarnya bukan jalur resmi dan tidak untuk umum. Korban, menurut Heriyana, mendaki Gunung Slamet bersama rekan-rekannya yang berasal dari beberapa perguruan tinggi lain.
"Saat kecelakaan yang menimpa Irfan terjadi, rekan-rekan korban menghubungi Jakarta dan selanjutnya mencari kontak pencinta alam di Banyumas. Namun, tidak ketemu sehingga menghubungi Guci, Tegal, yang diteruskan ke Banyumas," ujarnya.
Fakta ini sempat memunculkan spekulasi jika korban bersama rekan-rekannya mendaki dari Guci, Kabupaten Tegal.
Di sisi lain, Heriyana menegaskan bahwa hingga saat ini evakuasi terhadap korban masih berlangsung.
"Berdasarkan informasi dari SRU (Search and Rescue Unit) yang naik ke atas, tandu yang membawa korban telah melewati Pos III Jalur Pendakian Baturraden pada pukul 10.30 WIB, sedangkan 12 rekan korban masih beristirahat di Pos Tentara yang berada di antara Pos III dan Pos IV," paparnya.
Dengan demikian, menurutnya, tandu yang membawa korban diperkirakan sampai di Posko Baturraden dalam waktu sekitar 2 jam.
Seperti diberitakan sebelumnya, Irfan terjatuh di areal pasir dalam perjalanan turun dari puncak Gunung Slamet sehingga mengalami luka di sekitar kepala, kaki, dan tulang rusuk serta dalam kondisi setengah sadar.
Korban selanjutnya dibawa rekan-rekannya menuju areal vegetasi di sekitar Pos Plawangan.
Berdasarkan data di Posko Baturraden, hingga pukul 11.00 WIB, sekitar 60 sukarelawan dari berbagai potensi SAR yang mendaki Gunung Slamet telah bersiaga untuk mengevakuasi korban serta menjemput 12 pendaki lainnya.
Tim SAR gabungan yang terdiri atas Basarnas, Tagana Banyumas, PMI Banyumas, SAR Banyumas, SAR Purbalingga, Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari), Radenpala, Pramuka Peduli, Banser, SAR Sekolah Pelayaran Maritim Purwokerto, dan sejumlah potensi SAR lainnya melakukan upaya penjemputan dan evakuasi terhadap korban beserta 12 rekannya. (ANT)
Reporter: Putu Agung Nara Indra
Penulis: Putu Agung Nara Indra