tirto.id - UTBK SBMPTN 2021 Gelombang 1 dilaksanakan bersamaan dengan puasa Ramadhan 2021. UTBK 2021 Gelombang digelar pada 12-18 April 2021 dan selanjutnya Gelombang 2 pada 26-30 April 2021 serta 1-2 Mei 2021.
"Pelaksanaan UTBK-SBMPTN tahun ini yang bertepatan dengan datangnya Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah tidak boleh menyurutkan semangat kita untuk tetap menjalankan tes dengan maksimal," tulis LTMPT.
Menurut LTMT, persiapan diri yang matang serta doa menjadi kunci utama, tetapi selain itu terdapat beberapa tips yang dapat siswa lakukan untuk menunjang kelancaran dalam mengikuti tes di tengah ibadah puasa nanti. Berikut ini beberapa tips UTBK 2021 seperti disampaikan LTMPT:
1. Peserta harus memastikan untuk sampai di lokasi ujian UTBK 45 menit sebelum sesi ujian dimulai dan jangan terlambat.
2. Jangan lupa untuk berpakaian rapi dan sopan serta bersepatu.
3. Pastikan peserta juga sudah makan dan minum sebelum UTBK, bagi yang tidak berpuasa! (Bagi yang membawa makanan dan minuman, mohon hormati orang yang berpuasa).
4. Membawa seluruh dokumen yang disyaratkan, antara lain:
- Kartu Tanda Peserta UTBK SBMPTN 2021
- Fotokopi ijazah yang telah dilegalisasi bagi lulusan 2019 dan 2020 atau
- Surat Keterangan Kelas 12 yang ditandatangani oleh kepala sekolah, serta berisi nama siswa, NISN siswa, NPSN sekolah dan pas foto berwarna siswa terbaru (ukuran bebas) bagi angkatan 2021
- Identitas diri lain seperti KTP/SIM/Kartu Pelajar
5. Pastikan menggunakan masker (wajib), face shield (dianjurkan, dan sarung tangan (jika diinginkan).
Peserta UTBK 2021 yang Tak Hadir Dianggap Gugur SBMPTN
Ketua Pusat Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof Mohammad Nasih menegaskan peserta yang tidak hadir pada ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) otomatis gugur, karena panitia tidak menyediakan sesi cadangan.
"Peserta gugur jika tidak hadir dalam UTBK dengan alasan apapun, termasuk COVID-19," ujar Prof Nasih, saat meninjau UTBK hari pertama di Kampus Universitas Airlangga Surabaya, Senin (12/4/2021), seperti dikutip Antara News.
Rektor Unair tersebut juga telah mengimbau agar peserta melakukan isolasi mandiri sebelum pelaksanaan UTBK.
"Sehingga memang jika tidak bisa hadir karena alasan COVID-19, kami tidak bisa mengakomodasi di sesi cadangan, tapi uang pendaftaran akan dikembalikan," ucap dia.
Sesi cadangan ini pada tahun lalu digunakan untuk peserta yang tidak bisa mengikuti jadwal karena sakit ataupun hasil tes cepat-nya reaktif.
Namun, kata dia, karena banyaknya peminat UTBK pada tahun ini, maka sesi cadangan akhirnya digunakan sebagai sesi tambahan yang terjadwal.
"Kalau kami mengeluarkan sesi cadangan tambahan, maka kami harus menyiapkan soal lagi, sedangkan soal sudah kami siapkan sebelumnya sesuai dengan jumlah sesi. Dan pastinya kualitas soalnya akan berbeda nantinya. Tidak mungkin kami memakai lagi soal yang sudah kami keluarkan," katanya.
Sementara itu, pelaksanaan UTBK secara nasional dikatakan Prof Nasih belum ada laporan berarti.
Meskipun ada universitas yang server-nya sempat belum siap, dan gardu PLN meledak, namun panitia pusat UTBK berhasil menanganinya.
Selain itu, Unair juga menerapkan sampling tes cepat di semua lokasi ujian di kampus, dan hasilnya semua non-reaktif, bahkan ada beberapa peserta yang sudah membawa surat tes cepat.
"Di setiap lokasi kami ambil 10 peserta untuk dites, dan nanti akan kami evaluasi. Kalau hasilnya bagus, mungkin akan kami turunkan jumlah sampling-nya," kata dia.
Sampling test, lanjut Prof Nasih, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran peserta akan menjaga kesehatannya sebelum mengikuti ujian.
Editor: Agung DH